KITAB-KITAB MUHAMMAD BIN AL-HASAN AS-SYAIBANI RAHIMAHULLAH
Beliau adalah Muhammad bin al-Hasan Abu ‘Abdillah as-Syaibani,
dilahirkan di tengah negeri Irak. Tumbuh besar di kufah sehingga hafal
al-qur’an, dan banyak bertemu dengan ulama dan berteman dengan Imam Abi Hanifah
sampai meninggal.[1]
Beliau banyak mengambil ilmu fiqih darinya. Setelah Imam Abi Hanifah meninggal
beliau belajar dengan mulazamah kepada Abi Ysusuf, mendalami agama darinya dan
mendengarkan ilmu dari Imam Malik Rahimahullah.
Beliau mendalami pokok dasar dalam masalah agama, manusia yang
paling mengetahui tentang kitabullah, pandai dalam bahasa arab, nahwu, dan ilmu
hisab. Banyak menyebarkan ilmu fiqih sehingga menjadi rujukan ahlu ra’yi di
Irak. Imam as-Syafi’i bertemu dengannya dan bermajelis bersama, sampai Imam
asy-Syafi’i memujinya : ”Barang siapa yang ingin mendalami fiqih, hendaklah
belajar dari shahabat Abu Hanifah, sesungguhnya banyak ilmu yang dimudahkan
bagi mereka, demi Allah tidak aku menjadi faqih melainkan dengan kitab-kitab
Muhammad al-Hasan.”
Beliau meninggal pada tahun 189 H.
Sungguh madzhab Hanafi
telah teikat kuat dengan buku-buku Muhammad al-Hasan. Dan para ulama membagi
buku-buku beliau dengan dua bagian:
-
Kitab
yang berkenaan dengan riwayat yang dhohir, yaitu ada 6 kitab.
-
Kitab
yang berkenaan dengan riwayat yang tidak dhohir.
Pertama : Kitab-Kitab Dhohir Riwayat
1.
Al-Mabsuth (Al-Ashlu)
Buku ini adalah yang pertama kali ditulis oleh Muahammad bin
al-Hasan Rahimahullah yang terkenal dengan nama kitab Al-Ashlu.
Di dalamnya terdapat kumpulan fatwa-fatwa Imam Abi Hanifah, dan
perselisihan anatara Abi Yusuf dan Muhammad meskipun disana ada perbedaan, dan
yang tidak disebutkan di dalamnya perselisihan maka hal itu disepakati.
Dan buku telah disyarah oleh para ulama muataakhir seperti Syaikhul
Islam Abi Bakar al-Ama’ruf, yang disebut dengan al-Mabsuth al-Kubro, dan
Syamsul Aimah al-Halawany dan yang lainnya yang ingin mensyarah kitab Imam
Muhammad.
2.
Al-jami’ Ash-Shoghir,
Buku ini mencakup perkara yang diriwayatkan oleh Abi Yusuf oleh
karena itu setiap bab pada buku ini di awali dengan perkataan “Muahammad ‘ dari
Ya’kub dari Abi Hanifah….”.
Para ulama mengatakan buku ini adalah karangan Muhammad bin
al-Hasan, tetapi tidak tesusun rapi. Dan perbedaan pendapat siapakah yang merapikannya,
ada dua perkataan:
-
Al-Hasan
bin Ahmad az-Za’farony
-
Abu
Thohir Muhammad bin Muahammad ad-Dubbas
Buku ini di dalamnya mencakup 1532 masalah, 170 di dalamnya
terdapat perselisihan, tidak disebutkan di dalamnya qiyas dan ihtisan
kecuali pada dua masalah. Banyak masyayikh yang mengagungkan buku ini sampai
mereka mengatakan : “Tidak akan benar seorang mufti dan hakim kecuali apabila
mengetahui masalah-masalah di dalam buku ini”.
3.
Al-Jami’ Al-Kabir
Buku ini adalah buku Imam Muhammad bin al-Hasan yang paling penting
dan pembahasannya yang mendalam, yang di dalamnya terkumpul masalah-masalah
yang penting tentang fiqih. Beliau menulis buku ini dua kali, yang pertama para
shahabatnya menriwayatkan darinya seperti abu hafsh al-kabir, abu sualiman
al-jauzajany dan selainnya, kemudian melihat kedua kalinya dengan menambahi di
dalamnya bab-bab dan masalah yang banyak,dan menulis pernyataan di banyak judul
sehingga menjadi perkataan yang indah dan banyak makna, hal ini juga banyak
diriwayatkan oleh para shahabatnya.
Syaikh Abu Zahrah Rahimahullah berkata: “al-Jami’ al-Kabir
seperti al-Jami’ as-Shoghir di dalamnya tidak ada pengambilan dalil fiqih,
tidak ada dalil dari kitab dan sunnah, tidak ada qiyas yang jelas dan
terperinci…..”.
4.
As-Sair Ash-Shoghir
Buku ini di dalamnya menjelaskan hukum-hukum jihad, perkara yang
dibolehkan dan yang tidak dibolehkan di dalamnya, hukum perdamaian, keamanan,
harta ghonimah, fidyah, dan yang lainnya berkenaan dengan masalah peperangan.
Hukum-hukum tersebut di dalamnya diriwayatkan dari abi yusuf dari
abi hanifah.
5.
As-Sair Al-Kabir
Buku ini adalah buku terakhir yang ditulis oleh Muhammad bin
al-Hasan, buku ini ditulis setelah terjadi kelompok antara beliau dan Abi
Yusuf, oleh karena itu tidak disebutkan di buku tersebut nama Abu Yusuf. Setiap
membutuhkan riwayat darinya, beliau mengatakan “Akhbaroni Tsiqqoh” yang
dimaksud disitu adalah Abu Yusuf.
Dalam masalah ini Imam as-Syaibany bersandar kepada al-Qur’an dan
hadits-hadits yang dikatakan terdapat dalam maghozhi Rasul Shallallahu
Alaihi Wasallam , dan hukum-hukum yang terjadi di tengah peperangan kaum
muslimin dan kemengannya.
6.
Kitab Az-Ziyadat
Buku ini adalah yang ke enam dari kitab-kitab riwayat yang dhohir.
Buku ini mencakup permasalahan yang tidak dibahas di dalam buku-buku yang lima
sebelumnya, maka buku ini disebut buku tambahan.
Buku-buku ini yang riwayatnya dhohir, yang di kepadanya menjadi
rujukan fiqih Hanafiyah dan shahabatnya.
Muhammad bin al-Hasan memiliki dua buku yang terakhir yang masyhur
dalam kekuatan buku-buku riwayat yang dhohir, yaitu:
1.
Al-Hujjah ‘Ala Ahli Al-Madinah Au Ar-Raddu ‘Ala Ahli Al-Madinah
Buku ini beliau tulis setelah pejalanan ke Madinah untuk
mendengarkan al-Muwatho’ dari Imam Malik Rahimahullah, beliau
tinggal di Madinah selama tiga tahun dan mendengar hadits dari Imam Malik dan
yang lainnya dan banyak belajar dari para ulama Madinah, mengambil hujah-hujah
yang baik dari mereka dan mengumpul hujah-hujah tersebut dalam bukunya yang
disebut “al-Hujjah”.
Buku ini dinilai berharga karena dua hal:
-
Buku
tersebut di dalamnya sanad yang kuat dan riwayat yang jujur.
-
Di
dalamnya terdapat pengambilan dalil berdasarkan qiyas, sunnah, dan atsar-atsar
fiqih.
2.
Kitab Al-Atsar
Dalam buku ini Muhammad bin al-Hasan mengumpulkan hadits-hadits dan
atsar dari ahli Irak, dan Abu Hanifah meriwayatkannya. Beliau banyak
meriwayatkan bersama Abi Yusuf, dan keduanya bersandar pada musnad Abi Hanifah.
Kedua : Kitab-Kitab Yang Riwayatnya Ghoiru Dhohir
Penisbatan buku-buku ini tidak bisa disandarkan kepada Muhammad bin
al-Hasan karena belum mencapai derajat yang kuat , sebagaiman buku-buku yang
riwayatnya dhohir.
Buku-buku tersebut yaitu :
1.
Ar-Ruqoyat, yaitu
permasalahan-permasalahan yang dikumpulkan oleh Muhammad bin al-Hasan ketika
menjadi qodhi di Riqqoh.
2.
Al-Haruniyat, yaitu
permasalahan yang beliau kumpulkan untuk seorang laki-laki yang bernama Harun.
3.
Al-Jarjaniyat,
yaitu permasalahan yang dikumpulkan dengan jarjan.
4.
Al-Kaisaniyat,
yaitu permasalahan yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Sa’id al-Kaisany dari
Muhammad bin al-Hasan.
0 komentar:
Posting Komentar