Jumat, 23 November 2012

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Biografi Ibrohim Bin Yazid An-Nakhoi


Oleh : Nanang Imam Syafi’i
Ma’had Ali Al-Islam

BIOGRAFI IBROHIM BIN YAZID AN-NAKHOI
Nama dan nasab:
Ibrohim bin Yazid bin Qois ibnu Al-Aswad bin `Amru bin Rubai`ah bin Dzukhl bin Sa`ad bin Malik bin Nakho` An-Nakho’i Al-Yamani Al-Kufi, kunyahnya adalah Abu Imron.
Guru-gurunya:
Masyruq, `Alqomah bin Qois, `Ubaidah As-Salmani, Abu Zur’ah, Al-Bajali, Khoitsamah bin `Abdurrahman, Ar-Rabi’ bin Khutsaim, Abu Sya’tsa’ Al Muharibi, Sahm bin Minjab, Suwaid bin Ghoflah, Al-Qodli Suraih, Suraih bin Arthah, Abu Ma`mar `Abdullôh bin Sakhbar, Ubaid bin Nadlolah, `Umaroh bin `Umair, Abu `Ubaidah bin `Abdullôh, Abu `Abdurrohman As-Sulami, `Abdurrohman bin Yazid, Hammam bin Al-Harits, dan beberapa guru dari kalangan kibaru tabi’in.
Murid-muridnya:
Al-Hakam bin Utaibah, `Amru bin Murrah, Hammad bin Abi Sulaiman, Simak bin Harb, Mughirah bin Miqsam, Abu Ma’syar bin Ziyad bin Kulaib, Abu Husain, `Utsman bin `Ashim, Manshur bin Mu’tamar, `Ubaidah bin Muattib, Ibrohim bin Muhajir, Al-Harits Al-Uklai, Sulaiman Al-A’masi, Ibn `Aun, Atho’ bin Saib, Abdurrohman bin Sya’tsa’, Abdurrohman bin Syubromah, Ali bin Mudrak, Fudhoil bin `Amru, Washil bin Hayyan, Zubaid Al-Yami, Muhammad Al-Kholid, Muhammad bin Suqoh, Yazid bin Abi Ziyad.
Beberapa karakter yang ia miliki dan Sanjungan para ulama terhadapnya
Adapun ibrohim annakhoi ini adalah ulama yang memiliki karakteriaristik yang memukau. Hal ini disandarkan dari beberapa sanjungan dari para ulama terhadapnya. Berikut sanjungan sanjungan para ulama kepada beliau:
Tholhah bin Musharri berkata: “Tidak ada seorang pun di Kufah yang lebih aku kagumi daripada Ibrohim dan Khaitsamah.”
Ahmad bin Hambal berkata: “Ibrohim adalah orang cerdas, dia adalah salah satu dari dua mufti Kufah (satunya lagi adalah Asy Sya’bi).”
Seluruh ulama sepakat menyatakan bahwa ia adalah seorang yang tsiqah dan seorang ahli dalam bidang fiqh.
Asy Sya’by pernah berkata,” Tidak ada seorangpun yang masih hidup yang lebih alim dari pada Ibrahim, walaupun al Hasan dan Ibnu Sirin”.
Az Zuhrah pernah berkata,” an Nakha’iy adalah salah seorang ulama terkenal”.
Asy Sya’by pernah berkata,” Tidak ada seorangpun yang masih hidup yang lebih alim dari pada Ibrahim, walaupun al Hasan dan Ibnu Sirin”.
Az Zuhrah pernah berkata,” an Nakha’iy adalah salah seorang ulama terkenal”.
Hadits haditsnya diriwayatkan dari segolongan tabi’in, diantaranya adalah Abu Ishaq as Subai’iy, Habib bin Abi Tsabit, Samak bin Harb, al A’masy dan Hammad bin Abu Sulaiman gurunya Abu Hanifah.
Ibrahim an Nakha’iy walaupun tidak meriwayatkan hadits dari seorang sahabat padahal ia menemui segolongan dari mereka. Namaun ia mempunyai kedudukan yang tinggi dalam bidang hadits dan dalam bidang ilmu riwayat.
Beberapa perkataannya:
Dari Syu’bah, dari Manshur, Ibrohim An-Nakha’i berkata: “Aku tidak pernah menulis sesuatu pun.” Dari perkataannya ini bisa kita ketahui kecerdasan dan kepandaiannya, sehingga dai tidak merasa perlu menulis ilmu yang telah ia kuasai.
Dari Fudhoil Al-Fuqaimi, Ibrohim An Nakho’i berkata kepadaku: “Tidaklah seseorang menulis sesutau, kecuali dia pasti akan bertawakal kapada tulisannya.”
Hadits-haditsnya:
Beliau meriwayatkan hadits dari: `Aisyah, Zaid bin Arqom, Mughiroh bin Syu’bah, dan Anas bin Malik. Dan yang meriwayatkan hadits darinya adalah: Asy-Sya’bi, Manshur, Mughiroh bin Muqsim, Al-A’masi, dan lain-lain.
Salah satu pendapatnya dalam masalah fiqih adalah: memperkeras bacaan basmalah dalam shalat adalah bid’ah.
Wafatnya:
Ada dua pendapat berkenaan dengan umur beliau, ada yang mengatakan 49 tahun dan anda yang mengatakan 58 tahun. Beliau meniggal pada tahun 96 H di Kufah.
Dari Syu’aib bin Habhab berkata: “Aku bersama orang-orang yang mengubur An-Nakho’i pada malam hari.” Asy-Sya’bi berkata: “Apakah kalian telah mengubur teman kalian?” Aku menjawab: “Ya,” Asy-Sya’bi berkata lagi “Sesungguhnya dia tidak meninggalkan seseorang yang lebih pandai darinya atau lebih faqih darinya,” aku bertanya “Tidak juga Al-Hasan dan Ibnu Sirin?” dia menjawab “Ya, tidak dari penduduk Bashroh, tidak dari penduduk Kufah, dan tidak juga dari penduduk Hijaz.” Dalam riwayat lain ditambah kalimat: “Tidak juga dari penduduk Syam.”[1]
Wallohu Alam Bishowab
Maraji’:
Siyaru A’lam An Nubala’ 4/520-529.
NB : Artikel ini dapat di akses di http://kajianummat.blogspot.com


[1] Siyaru A’lam An Nubala’ 4/520-529.

0 komentar:

Posting Komentar