Contoh Hadist Matruk
Yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dari jalan Juwaibir bin Sa’id al-Azdi
dari ad-Dhahhak dari Ibnu Abbas dari Nabi Sallallahu ‘Alahi Wasallam bahwa
beliau bersabda :
( ابن أبي الدنيا في قضاء الحوائج ) عن ابن عباس
.
“Hendaklah
kalian selalu berbuat ma’ruf (baik), karena itu akan menahan keburukan dan
hendaklah kalian bershodaqoh dengan cara sembunyi karena hal itu dapat
memadamkan kemarahan Rabb (Tuhan) ‘Azza Wajalla”[2]
Hadits
dengan sanad ini di dalamnya terdapat Juwaibir bin Sa’id al-Azdi yang
mana imam Nasa’i, Daruquthni dan yang lainnya mengatakan bahwa dia matrukul
hadits. Namun matan hadits tersebut adalah shahih, bila dilihat dari sanad
yang lain.
2. Contoh Hadist Maudhu
عليكم بالوجوه الملاح والحدق السود؛ فإن الله
يستحيـي أن يُعذب وجهاً مليحاً بالنار "
قال ابن عراق في (تنـزيه الشريعة
المرفوعة عن الأخبار الشنيعة الموضوعة)[3]
: "أخرجه ابن عدي من حديث أنس، وفيه الحسن بن علي العدوي، قال السيوطي:
وتابعه كذاب مثله، وهو لاحق بن الحسين، أخرجه الشيرازي في الألقاب. وقال: وروى
الديلمي عن أنس مرفوعاً: إن الله لا يعذب حسان الوجوه سود الحدق، قلت: في سنده
جعفر بن أحمد الدقاق، وهو آفته فيما أظن، والله أعلم"
Contoh Hadist Mungkar
حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ شَيْبَانَ،
قَالَ: قُلْتُ لِأَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، حَدِّثْنِي بِشَيْءٍ
سَمِعْتَهُ مِنْ أَبِيكَ سَمِعَهُ أَبُوكَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَيْسَ بَيْنَ أَبِيكَ وَبَيْنَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدٌ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، قَالَ: نَعَمْ،
حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ
عَلَيْكُمْ، وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ، فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيْمَانًا
وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Telah menceritakan kepada kami an-Nadlr bin Syaiban,
ia berkata: Aku berkata kepada Abu Salamah bin Abdurrahman, Ceritakan kepadaku
hadits yang engkau dengar dari ayahmu, yang telah dia dengar dari Rasulullah
saw secara langsung, yang tidak ada orang lain di antara ayahmu dengan
Rasulullah saw pada bulan Ramadhan; Ia menjawab, Ya, telah menceritakan
kepadaku ayahku, Rasulullah saw bersabda” ((Sesungguhnya Allah azza wa jalla
mewajibkn kalian berpuasa pada bulan Ramadhan, dan aku sunnahkan bagi kalian
qiyam pada malam harinya. Maka barangsiapa yang berpuasa, dan mendirikan dengan
penuh keimanan dan perhitungan, maka akan keluar darinya dosa-dosa seperti hari
ketika ia dilahirkan oleh ibunya))[4]
Pada sanad ini ada rawi yang bernama Nadlr bin
Syaiban. Dia adalah rawi yang dla’if. Dalam periwayatan hadits ini pun terjadi
kesalahan, yaitu ketika ia meriwayatkan hadits dari Abu Salamah dengan ungkapan
bahwa Abu Salamah mengatakan, “Ayahku telah menceritakan kepadaku
…”
Para ahli hadits menyatakan bahwa Abu Salamah tidak
pernah mendengarkan hadits dari ayahnya. Inilah segi kemunkaran yang pertama.
Yang kedua, hadits seperti itu telah diriwayatkan
oleh rijal lainnya yang siqah (terpercaya) hafidz (banyak hafalan) atsbat
(paling teguh), seperti Yahya bin Sa’id, az-Zuhri, Yahya bin Abi Katsir dari
Abu Salamah dari Abu Hurairah secara marfu’ dengan teks;
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ
الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan
keimanan dan perhitungan maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu,
dan barangsiapa yang berdiri (untuk shalat malam) pada malam lailatul qadr
dengan keimanan dan perhitungan maka Akan diampuni dosanya yang telah lalu
Dengan demikian An-Nadlr bin Syaiban menyelisihi
rijal yang lebih terpercaya dan lebih banyak sanad hadits dan matannya. Dan hadits
dari jalannya adalah munkar.
Oleh :
Handaris S
Hendri Wibowo
Dedi Sulaiman
Indra Fernando
Andi Maulana
0 komentar:
Posting Komentar