SYUBHAT-SUBHAT TERHADAP SEJARAH ISLAM
(Abdurrahman Al-ghifary)
Syubhat
pertama: CARA PENURUNAN WAHYU
Pada
saat Nabi menerima wahyu, dalam beberapa cara penurunan diriwatkan bahwa Nabi
terlihat Nabi menggigil kedinginan, clan keringatnya menetes-netes. Keadaan
Nabi yang demikian Dr.
Robert Morey
mengambil kesimpulan bahwa Nabi menderita penyakit ayan. Gejala-gejala demikian
itu tampak padanya ketika beliau tidak sadarkan diri, keringatnya mengucur
disertai kekejangan-kekejangan dan busa yang keluar dari mulutnya. Apabila ia
sudah sadar kembali, ia lalu membacakan apa yang dikatakannya wahyu Tuhan
kepadanya itu - kepada orang-orang yang mempercayainya. Padahal yang dikatakan
wahyu itu tidak lain daripada akibat seranganserangan ayat tersebut.
BANTAHAN
Berdasarkan
keterangan dari Nabi Muhammad saw sendiri yang dihimpun dari dari hadist-hadist
sahih, cara penurunan wahyu kepada beliau dapat kita simpulkan sebagai berikut:
a.
Berupa impian yang baik waktu
beliau tidur.
'Aishah r.a. berkata: Wahyu yang pertama sekali didatangkan kepada Rasulullalh saw. itu adalah pemandangan (impian) yang baik yang bertepatan dalam tidur, maka beliau tidak melihat suatu pemandangan, melainkan datang cahaya terang seperti terangnya waktu subuh!. (Bukhari Muslim)
'Aishah r.a. berkata: Wahyu yang pertama sekali didatangkan kepada Rasulullalh saw. itu adalah pemandangan (impian) yang baik yang bertepatan dalam tidur, maka beliau tidak melihat suatu pemandangan, melainkan datang cahaya terang seperti terangnya waktu subuh!. (Bukhari Muslim)
b.
Kadang-kadang wahyu itu dibawa oleh
malaikat Jibril, dan malaikat itu menyerupai manusia laki-laki, lalu
menyampaikan (mengucapkan) perkataan kepada beliau, kemudian semua perkataan
itu dipelihara baik-baik dan dihafalkan benar-benar oleh beliau.
c.
Kadang-kadang malaikat pembawa
wahyu itu menampakkan dirinya dalam bentuk asli (bentuk malaikat), lalu ia
mewahyukan kepada beliau apa-apa yang diwahyukan oleh Allah kepada beliau.
d.
Kadang-kadang wahyu itu merupakan
bunyi genta. Menurut beliau, itulah wahyu yang paling berat diterima oleh
beliau.
Aishah r.a. berkata bahwa Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah, Bagaimanakah wahyu diturunkan kepada engkau? Maka Rasulullah saw. bersabda, "Kadang-kadang wahyu yang datang padaku suaranya seperti bunyi genta dan wahyu inilah yang sangat berat bagiku, lalu diputuskan dari aku, dan aku sungguh telah menerima dengan mengerti darinya apa-apa yang dikatakannya. Dan kadang-kadang malaikat pembawa wahyu menyerupai seorang lelaki kepadaku, lalu ia berkata kepadaku lalu aku nenerima dengan hafal apa-apa yang ia katakan."
Aishah r.a. berkata bahwa Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah, Bagaimanakah wahyu diturunkan kepada engkau? Maka Rasulullah saw. bersabda, "Kadang-kadang wahyu yang datang padaku suaranya seperti bunyi genta dan wahyu inilah yang sangat berat bagiku, lalu diputuskan dari aku, dan aku sungguh telah menerima dengan mengerti darinya apa-apa yang dikatakannya. Dan kadang-kadang malaikat pembawa wahyu menyerupai seorang lelaki kepadaku, lalu ia berkata kepadaku lalu aku nenerima dengan hafal apa-apa yang ia katakan."
e.
Pernah juga wahyu itu datang tidak
dengan perantaraan malaikat, melainkan beliau menerimanya langsung dari Hadirat
Allah sendiri.
Demikianlah
cara-cara bagaimana wahyu diberikan kepada Nabi Muhammad saw. Yang
masing-masing sesuai dengan isi wahyu yang disampaikan. Ini dikarenakan
pewahyuan Al-Qur'an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun, bukan
diturunkan satu kitab secara langsung, Prosesnya pun berbedabeda. Dengan
demikian, kita dapat memahami bahwa wahyu yang diterima beliau itu
bertingkat-tingkat Hal inilah yang tidak dimengerti oleh Dr. Robert Morey
sehingga dia mengganggap hal ini sebagai suatu konflik pewahyuan.
Syubhat
kedua: Masalah Hadits Rasulullah SAW
Menurut Dr. Robert
Morey bahwa hadits yang ada sekarang itu
semua sebuah buku karangan Nabi Muhammad tanpa adanya bimbingan dari Allah swt.
BANTAHAN
Padahal kalau kita ketahui bahwa hadits Rasulullah SAW
itu atas bimbingan wahyu dari Allah SWT.
Sekilas tentang hadits bahwa definisi
Hadits : "segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah Saw dari
perkataan, perbuatan, penetapan, sifat fisik dan akhlaq.
Hadits adalah sumber ajaran Islam kedua setelah alQur'an,
karena Hadits selain menerangkan makna dan maksud dari ayat-ayat al-Qur'an juga
mencerminkan sikap praktis Rasulullah Saw dalam mengajarkan dan mengamalkan
ajaran ajaran al-Qur'an.
Dalam menyikapi perkataan Rasulullah para sahabat
membedakan mana yang merupakan ajaran dan mana yang sekedar pemikiran
Rasulullah khususnya dalam masalah duniawi. Sehingga sahabat tidak segan-segan
bertanya, apakah perkataan Rasulullah tersebut berdasarkan wahyu ataukah
pemikiran beliau sendiri. Sebagaimana yang pernah diriwayatkan oleh Al-Hakim,
ketika Rasulullah memilih suatu lokasi -yang jauh dari air- untuk bermarkas
dalam peperangan Badr, sahabatnya `Al-Khubbab ibn Al-Mundzir" bertanya,
"Wahai Rasulullah , apakah pilihanmu ini berdasarkan wahyu, ataukah
berdasarkan pendapat-(mu)?". Rasulullah menjawab: "(ini) berdasarkan
pendapatku wahai Khubbab". Khubbab
tidak setuju dengan pemilihan tempat itu dan menyarankan penggunaan tempat lain
yang akhirnya disetujui oleh Rasulullah.
Syubhat ketiga:
Dr. Said Agil Siraj, Wakil Katib Syuriah PBNU menulis makalah dengan judul “Latar
Kultur dan Politik Kelahiran ASWAJA (Ahli Sunnah Waljama’ah) dengan kutipan
sebagai berikut :
“Sejarah mencatat, begitu tersiar berita Rasulullah wafat dan diugantikan
oleh Abu bakar (b, kecil dari penulis sendiri), hamper semua penduduk jazirah Arab menyatakan keluar
dari Islam, seluruh suku-suku membelot seketika juga. Hanyya Madinah , makkah
dan Thoif yang tidak menyatakan pembelotannya, itu pun bukan karena Iman akan
tetapi karena factor Kabilah, pikiran yang mendasari sikap orang Makkah untuk
tetap memeluk Islam adalah logika bahwa kemenangan Islam adalah kemenangan
Muhammad, sedang Muhammad adalah Quroiys (penduduk Makkah) kalau begitu tidak
perlu murtad, artinya tidak murtadnya Makkah itu bukan karena agama, tapi
karena selogan yang digunakan oleh Abu Bakar di Bani Tsaqif “Al-aimmatu min
quroiys”.
Bantahan : Rasulullah s mendidik para sahabat adalah dengan menanamkan
aqidah yang kuat, lalu bagaimana bias dikatakan bahwa factor para sahabat tetap
dalam islam setelah wafatnya Rasulullah karena factor kabilah, ini tuduhan yang
sangat keji, yang secara tidak langsung mengatakan para sahabat adalah munafik,
padahal Rasulullah menjelaskan bagaimana keutamaan para Sahabat dan firman
Allah dalam Al-Qur’an : (At-Taubah: 100)
Syubhat ke empat: Mengenai ijtihad Umar bin Khoththob
Tuduhan keji mengenai ijtihad sahabat Umar bin Khotthob menghentikan pelaksanaan potong tangan
terhadap pencuri, dikatakan bahwa Umar bin Khotthob telah menukar dan melanggar
hokum yang ditetapkan nash Al-qur’an,
Bantahan : Hal yang jelas disini, Umar bin Khotthob menolak pelaksanaan
hukuman dikarenakan adanya syubhat, Ibnu Qoyyim berkata “apabila tahun itu
merupakan tahun paceklik dan kesusahan, dan kebutuhan melanda banyak manusia,
maka seorang pencuri pun hamper tidak lepas dari kebutuhan. Dan syubhat inilah yang paling kuat dibandingkan dengan
syubhat-syubhat lain.
Syubhat kelima:
Merenungkan Sejarah Alquran
Oleh Luthfi Assyaukanie
Alquran dalam bentuknya yang kita
kenal sekarang sebetulnya adalah sebuah inovasi yang usianya tak lebih dari 79 tahun.
Usia ini didasarkan pada upaya pertama kali kitab suci ini dicetak dengan
percetakan modern dan menggunakan standar Edisi Mesir pada tahun 1924. Sebelum
itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik
penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang bervariasi.
Bantahan :
·
Tidak
menunjukkan ayat-ayat yang telah berubah dari jaman ke jaman. Melainkan hanya
kesimpulan saja
·
Apakah
janji Allah untuk menjaga Al Quran adalah janji palsu
·
kesimpulan
tersebut diatas tidaklah bisa di terima, Karena alquran sendiri sepanjang
sejarah ia turun, tidak pernah menjelaskan bahwa seluruh ayat-ayatnya
dinukilkan atau diriwayatkan secara mutawatir baik harus dinilai berdasarkan
perawinya maupun berdasarkan kesepakatan dan pengesahan fatwa para sahabat dari
dulu ataupun para ulama kuno hingga kini, atau bahkan pengesahannya dilakukan
oleh nenek moyang juga seluruh kebanyakan manusia dimuka bumi.
0 komentar:
Posting Komentar