Kamis, 08 November 2012

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Syubhat-Subhat Terhadap Sejarah Islam


SYUBHAT-SUBHAT TERHADAP SEJARAH ISLAM
(Abdurrahman Al-ghifary)
Syubhat pertama: CARA PENURUNAN WAHYU
Pada saat Nabi menerima wahyu, dalam beberapa cara penurunan diriwatkan bahwa Nabi terlihat Nabi menggigil kedinginan, clan keringatnya menetes-netes. Keadaan Nabi yang demikian Dr. Robert Morey mengambil kesimpulan bahwa Nabi menderita penyakit ayan. Gejala-gejala demikian itu tampak padanya ketika beliau tidak sadarkan diri, keringatnya mengucur disertai kekejangan-kekejangan dan busa yang keluar dari mulutnya. Apabila ia sudah sadar kembali, ia lalu membacakan apa yang dikatakannya wahyu Tuhan kepadanya itu - kepada orang-orang yang mempercayainya. Padahal yang dikatakan wahyu itu tidak lain daripada akibat serangan­serangan ayat tersebut.

BANTAHAN
Berdasarkan keterangan dari Nabi Muhammad saw sendiri yang dihimpun dari dari hadist-hadist sahih, cara penurunan wahyu kepada beliau dapat kita simpulkan sebagai berikut:

a.      Berupa impian yang baik waktu beliau tidur.

'Aishah r.a. berkata: Wahyu yang pertama sekali didatangkan kepada Rasulullalh saw. itu adalah pemandangan (impian) yang baik yang bertepatan dalam tidur, maka beliau tidak melihat suatu pemandangan, melainkan datang cahaya terang seperti terangnya waktu subuh!. (Bukhari Muslim)
 
b.      Kadang-kadang wahyu itu dibawa oleh malaikat Jibril, dan malaikat itu menyerupai manusia laki-laki, lalu menyampaikan (mengucapkan) perkataan kepada beliau, kemudian semua perkataan itu dipelihara baik-baik dan dihafalkan benar-benar oleh beliau.
c.      Kadang-kadang malaikat pembawa wahyu itu menampakkan dirinya dalam bentuk asli (bentuk malaikat), lalu ia mewahyukan kepada beliau apa-apa yang diwahyukan oleh Allah kepada beliau.
d.      Kadang-kadang wahyu itu merupakan bunyi genta. Menurut beliau, itulah wahyu yang paling berat diterima oleh beliau.

Aishah r.a. berkata bahwa Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah, Bagaimanakah wahyu diturunkan kepada engkau? Maka Rasulullah saw. bersabda, "Kadang-kadang wahyu yang datang padaku suaranya seperti bunyi genta dan wahyu inilah yang sangat berat bagiku, lalu diputuskan dari aku, dan aku sungguh telah menerima dengan mengerti darinya apa-apa yang dikatakannya. Dan kadang-kadang malaikat pembawa wahyu menyerupai seorang lelaki kepadaku, lalu ia berkata kepadaku lalu aku nenerima dengan hafal apa-apa yang ia katakan."
 
e.      Pernah juga wahyu itu datang tidak dengan perantaraan malaikat, melainkan beliau menerimanya langsung dari Hadirat Allah sendiri.

Demikianlah cara-cara bagaimana wahyu diberikan kepada Nabi Muhammad saw. Yang masing-masing sesuai dengan isi wahyu yang disampaikan. Ini dikarenakan pewahyuan Al-Qur'an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun, bukan diturunkan satu kitab secara langsung, Prosesnya pun berbeda­beda. Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa wahyu yang diterima beliau itu bertingkat-tingkat Hal inilah yang tidak dimengerti oleh Dr. Robert Morey sehingga dia mengganggap hal ini sebagai suatu konflik pewahyuan.

Syubhat kedua: Masalah Hadits Rasulullah SAW
Menurut Dr. Robert Morey bahwa hadits yang ada sekarang  itu semua sebuah buku karangan Nabi Muhammad tanpa adanya bimbingan dari  Allah swt.
BANTAHAN
Padahal kalau kita ketahui bahwa hadits Rasulullah SAW itu atas bimbingan wahyu dari Allah SWT.
Sekilas tentang hadits bahwa  definisi Hadits  : "segala sesuatu  yang bersumber dari Rasulullah Saw dari perkataan, perbuatan, penetapan, sifat fisik dan akhlaq.
Hadits adalah sumber ajaran Islam kedua setelah al­Qur'an, karena Hadits selain menerangkan makna dan maksud dari ayat-ayat al-Qur'an juga mencerminkan sikap praktis Rasulullah Saw dalam mengajarkan dan mengamalkan ajaran­ ajaran al-Qur'an.
Dalam menyikapi perkataan Rasulullah para sahabat membedakan mana yang merupakan ajaran dan mana yang sekedar pemikiran Rasulullah khususnya dalam masalah duniawi. Sehingga sahabat tidak segan-segan bertanya, apakah perkataan Rasulullah tersebut berdasarkan wahyu ataukah pemikiran beliau sendiri. Sebagaimana yang pernah diriwayatkan oleh Al-Hakim, ketika Rasulullah memilih suatu lokasi -yang jauh dari air- untuk bermarkas dalam peperangan Badr, sahabatnya `Al-Khubbab ibn Al-Mundzir" bertanya, "Wahai Rasulullah , apakah pilihanmu ini berdasarkan wahyu, ataukah berdasarkan pendapat-(mu)?". Rasulullah menjawab: "(ini) berdasarkan pendapatku  wahai Khubbab". Khubbab tidak setuju dengan pemilihan tempat itu dan menyarankan penggunaan tempat lain yang akhirnya disetujui oleh Rasulullah.

Syubhat ketiga:

Dr. Said Agil Siraj, Wakil Katib Syuriah PBNU menulis makalah dengan judul “Latar Kultur dan Politik Kelahiran ASWAJA (Ahli Sunnah Waljama’ah) dengan kutipan sebagai berikut :
“Sejarah mencatat, begitu tersiar berita Rasulullah wafat dan diugantikan oleh Abu bakar (b, kecil dari penulis sendiri), hamper  semua penduduk jazirah Arab menyatakan keluar dari Islam, seluruh suku-suku membelot seketika juga. Hanyya Madinah , makkah dan Thoif yang tidak menyatakan pembelotannya, itu pun bukan karena Iman akan tetapi karena factor Kabilah, pikiran yang mendasari sikap orang Makkah untuk tetap memeluk Islam adalah logika bahwa kemenangan Islam adalah kemenangan Muhammad, sedang Muhammad adalah Quroiys (penduduk Makkah) kalau begitu tidak perlu murtad, artinya tidak murtadnya Makkah itu bukan karena agama, tapi karena selogan yang digunakan oleh Abu Bakar di Bani Tsaqif “Al-aimmatu min quroiys”.
Bantahan : Rasulullah s mendidik para sahabat adalah dengan menanamkan aqidah yang kuat, lalu bagaimana bias dikatakan bahwa factor para sahabat tetap dalam islam setelah wafatnya Rasulullah karena factor kabilah, ini tuduhan yang sangat keji, yang secara tidak langsung mengatakan para sahabat adalah munafik, padahal Rasulullah menjelaskan bagaimana keutamaan para Sahabat dan firman Allah dalam Al-Qur’an : (At-Taubah: 100)
Syubhat ke empat: Mengenai ijtihad Umar bin Khoththob
Tuduhan keji mengenai ijtihad sahabat Umar bin Khotthob menghentikan pelaksanaan potong tangan terhadap pencuri, dikatakan bahwa Umar bin Khotthob telah menukar dan melanggar hokum yang ditetapkan nash Al-qur’an,
Bantahan : Hal yang jelas disini, Umar bin Khotthob menolak pelaksanaan hukuman dikarenakan adanya syubhat, Ibnu Qoyyim berkata “apabila tahun itu merupakan tahun paceklik dan kesusahan, dan kebutuhan melanda banyak manusia, maka seorang pencuri pun hamper tidak lepas dari kebutuhan. Dan syubhat inilah yang paling kuat dibandingkan dengan syubhat-syubhat lain.

Syubhat kelima: Merenungkan Sejarah Alquran

Oleh Luthfi Assyaukanie
Alquran dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebetulnya adalah sebuah inovasi yang usianya tak lebih dari 79 tahun. Usia ini didasarkan pada upaya pertama kali kitab suci ini dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan standar Edisi Mesir pada tahun 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang bervariasi.
Bantahan :
·        Tidak menunjukkan ayat-ayat yang telah berubah dari jaman ke jaman. Melainkan hanya kesimpulan saja
·        Apakah janji Allah untuk menjaga Al Quran adalah janji palsu
·        kesimpulan tersebut diatas tidaklah bisa di terima, Karena alquran sendiri sepanjang sejarah ia turun, tidak pernah menjelaskan bahwa seluruh ayat-ayatnya dinukilkan atau diriwayatkan secara mutawatir baik harus dinilai berdasarkan perawinya maupun berdasarkan kesepakatan dan pengesahan fatwa para sahabat dari dulu ataupun para ulama kuno hingga kini, atau bahkan pengesahannya dilakukan oleh nenek moyang juga seluruh kebanyakan manusia dimuka bumi.





0 komentar:

Posting Komentar