Jumat, 04 Januari 2013

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Syarh Matan Aqidah Thahawiyah 7 – 12

Syarh Matan Aqidah Thahawiyah 7 – 12 
Oleh : Handaris Sholihin

Matan ke 7 – 12.   
" وَلَا يَكُونُ إِلَّا مَا يُرِيدُ "
7. “ Tidak akan terjadi kecuali apa yang Dia kehendaki”
        Ini adalah penetapan ( Itsbat ) terhadap Qadar dan kehndak Allah. Maka tidak akan terjadi di dalam kerajaanNya dan tidak ada peristiwa pada makhlukNya kecuali apa yang Dia kehendaki, dengan kehendak kauniyah. Sebgaimana firman Allah : Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.
Segala sesuatu berjalan sesuai dengan takdir dan kehendak-Nya, sedangkan kehendak-Nya itu pasti terlaksana. Tidak ada kehendak bagi hamba-Nya melainkan memang apa yang dikehendaki-Nya. Apa yang Dia kehendaki, pasti terjadi. Dan apa yang tidak Dia kehendaki tak akan terjadi.
Segala sesuatu terjadi menurut kehendak Alloh. Baik maupun buruk, lurus maupun sesat. Hal ini bukan berarti Aloh mencintai segala yang dilakukan manusia. Karena cinta tidak identik dengan kehendak. Bila tidak begitu  berarti pandangan Alloh tidak ada bedanya antara orang taat dan durhaka padaNya.
Ulama salaf dan ahli fikih mereka menetapkan takdir Alloh dengan membedakan antara cinta dan kehendak Alloh. Ibnu Taimiyah, "Golongan Qodariyah berpendapat bahwa Alloh tidak mencintai kekafiran dan kefasikan serta kemaksiatan.Dia tidak menghendakinya, oleh karena itu terjadilah sesuatu yang tidak dikehendaki Alloh. yAng Dia kehendaki justru tudak terjadi. Golongan lain berpendapat bahwa sesatu yang dikehendaki Alloh akan terjadi sedang yang tidak maka tidak akan terjadi. Golongan kedua ini beranggapan bahwa Aloh menghendaki kekafiran, kemaksiatan dan lain-lain."
Kedua golongan ini bertentanagn dengan Al Qur'an, As Sunah dan Ijma' ulama. Para ulama sepakat bahwa apa yang diekehendaki Alloh pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi. Segala sesuatu tidak akan terjadi kecuali atas kehendakNya. Dia tidak suka kerusakan dan tidak meriroi kekafiran pada hamba-hambaNya : “ mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.
Untuk itulah, Dia-pun berkuasa atas segala sesuatu, sementara segala sesuatu itu berharap kepada-Nya. Segala urusan bagi-Nya mudah, dan Dia tidaklah membutuhkan sesuatu. Firman-Nya: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Syaikh Ibnu Mani' berkata, "Perkataan Alloh maha kuasa terhadap keinginan-Nya adalah perkataan tidak benar. Kemaha kuasaan Alloh sebagaimana disebutkan Al Qur'an dan As Sunah adalah Ia maha kausa atas segala sesuatu, jadi meliputi keinginan dan kemampuan-Nya.
Muktazilah berkata, "Alloh tidak bisa mencegah seseorang untuk berbuta maksiat karena maksiat terjadi dengan keinginan orang tersebut bukan atas keinginan Alloh. Abu Al Khotob berkata, "Mereka mengatakan apakah perbuatan hamba diciptakan Alloh. Sungguh tidak ada pencipta selain Alloh yang maha terpuji. Mereka mengatakan apakah perbuatan buruk manusia juga merupakan kehendak atau irodah Alloh ?, Maka yang benar adalah bahwa irodah berasal dari Alloh. Kalau irodah Alloh tidak menghendaki sesuatu kemudia terjadi, maka ada sesuatu kekurangan pada diri Alloh." Irodah disebut sebagai irodah kauniyah qodariah bukan irodah syar'iyyah. Adapun pengertian irodah kauniyah qodariyah adalah keinginan Alloh meliputi semua hal baik yang baik atau yang buruk. Sedangkan Irodah kauniyah syar'iyyah adalah keinginan Alloh untuk hal-hal yang baik saja.
" لَا تَبْلُغُهُ الْأَوْهَامُ، لَا تُدْرِكُهُ الْأَفْهَامُ "
8. “ Tidak dijangkau oleh angan – angan dan  tidak pula oleh nalar ( daya pikir manusia).
    Allah tidak dapat dilingkup, karna Allah lebih Agung dari seseatu. Sebagaimana firmanNya dalam QS Thaha : 110.
" وَلَا يُشْبِهُ الْأَنَامَ "
9. “ Tidak serupa dengan makhlukNya”
Makna:
v    " Dia tidak akan dijangkau angan-angan " artinya: Perkiraan tidak akan dapat menjangkau-Nya.
v    "Al Anam" adalah makhluk. Al – Anam maknanya al – Khalqu’ ( makhluk), maka Allah Mahasuci dari sifat keserupaan dengan makhlukNya. Sebagaimana dalam firmanNya QS Asy – Syuara : 11. Dan QS Al – Ikhlas : 4.
Pernyatan-pernyataan diatas merupakan bantahan terhadap golongan yang menyamakan Alloh dengan makhluknya ( Asy Syuro : 11 ). Tapi bukan berarti manfikan adanya sifat-sifat Alloh. Abu Hanifah berkata, "Alloh tidak sama dengan makhluknya dan tidak satu makhluk pun yang sama dengan Alloh."
v    "Al Qoyyum" adalah Yang terus menerus mengurusi segala sesuatu; menjaganya dan memeliharanya.
Penjelasan:
    Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak ada seorangpun dari makhluk-Nya yang dapat meliputi-Nya dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:
﴿ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا ﴾
"Sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." (QS. Thaahaa:110)
    Perkiraan dan pikiran tidak dapat menjangkau-Nya, tidak pula angan-angan ataupun khayalan. Tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang mengetahui hakikat Dzat-Nya. Demikian pula Dia tidak serupa dengan satupun dari makhluk-Nya baik di dalam Dzat-Nya, Nama-nama-Nya, Sifat-sifat-Nya dan Perbuatan-perbuatan-Nya Subhanahu wa Ta'ala, tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia Subhanahu wa Ta'ala Maha Hidup tidak akan mati, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:
﴿ وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ ﴾
"Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Maha Hidup Yang tidak mati."
Allah Ta'ala berfirman:
﴿ كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ، وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ﴾   
"Dan semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan."
Allah Ta'ala berfirman:
﴿ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ﴾
"Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Wajah-Nya."
Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Hidup tidak akan mati, terus menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur, kalau tidak demikian maka akan hancur tatanan alam seluruhnya, akan tetapi Dia terus menerus mengurusi kekuasaan-Nya Subhanahu Wa Ta'ala.
    Semua keterangan ini membantah kelompok "al musyabbihah"  dimana mereka telah menyerupakan Allah Ta'ala dengan makhluk-Nya, maka merekapun kafir karena ajaran (sesat) tersebut.
" حَيٌّ لَا يَمُوتُ، قَيُّومٌ لَا يَنَامُ "
10. “ Mahahidup, Kekal dan tidak akan mati, Maha mengurusi makhlukNya, terus menerus, dan tidak pernah tidur”
    kehidupanNya sempurna sekali, tidak mengandung kekurangan dan tidak juga tidur. Sebagaimana firmanNya dalam QS Al – Baqarah :255, dan QS Al – Furqan : 58. Dan QS Fathir : 41.
    Allah menafikan dari DiriNya sifat kantuk dan tidur, juga menafikan DiriNya sifat mati, karena kesempurnaan sifat hidupNya yang semua itu adalah sifat makhluk, dan hidup makhluk memiliki nilai kurang karena mereka tidur dan mati.
    Dan Qayyum : “ adalah Maha Berdiri Sendiri, yang mengurusi selainNya. Yang berdiri sendiri adalah  yang tidak membutuhkan sesuatu pun, Mahakaya dari sesuatu pun., sehingga segala sesuatu adalah fakir dan sangat membutuhkan kepadaNya untuk menegakkannya. Maka jikalau Allah tidak menegakkan langit dan bumi dan semua makhluknya niscaya mereka semua akan binasa, akan tetapi Allah menegakkan dan menjaga serta mencukupkannya denga semua yang menjadi kemaslahatanNya. Sebagaimana dalam FirmanNya dalam QS Fatir : 41.
" خَالِقٌ بِلَا حَاجَةٍ، رَازِقٌ بِلَا مُؤْنَةٍ "
11. “ Maha Pencipta tanpa membutuhkan ( ciptaanNya), Maha Pemberi rizki tanpa pernah kekurangan.
    Dialah yang menciptakan semua makhluk di alam semesta ini padahal Dia tidak membutuhkannya. Dia menciptakan mereka semua hanya untuk beribadah kepadaNya. Dalam FirmanNya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
    Perkataan Imam At – Thahawi “ Maha memberi rizki tanpa pernah kekurangan,’ maksudnya adalah bahwa Allah lah yang memberikan semua rizki kepada Hamba – hambaNya dan bersama itu semua pemberian tersebut sama sekali tidak mengurangi apa yang ada di sisiNya.
    Sebagaimana dalam firmanNya : “ dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

" مُمِيتٌ بِلَا مَخَافَةٍ، بَاعِثٌ بِلَا مَشَقَّةٍ "
12. “ Maha mematikan tanpa dilatarbelakangi ‘ takut’ ( pada mereka) dan Maha membangkitkan kembali (makhluk yang telah Dia matikan) tanpa kesulitan.
    Maksudnya : Allah mematikan makhluk hidup apabila telah sempurna ajal mereka, bukan karna takut kepada mereka, akan tetapi itu adalah semata kemahabijaksanaan Allah karna kehidupan di dunia memiliki kesudahan
    Sebagaimana dalam firmanNya QS Lukman : 28. Dan QS Ar – Rum : 1 / 27, Yasin : 78 – 79 dan 51 - 52, Al – Insan : 1, Az – Zumar : 68,Al – Qiyamah : 3 – 4, Al – Ma’arij : 43.   
Makna:
v    (بِلَا مُؤْنَةٍ) artinya: Tidak keberatan dan kesulitan.
v    (بِلَا مَشَقَّةٍ) artinya: Tidak lelah dan letih.
Penjelasan:
    Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menciptakan makhluk karena Allah membutuhkan mereka dan tidak pula kerena ingin meminta bantuan dari mereka, akan tetapi Allah menciptakan makhluk supaya mereka beribadah kepada-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
﴿ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴾
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz Dzariyaat:56)
    Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi rizki semua makhluk-Nya baik manusia atau jin, burung atau binatang buas dan lainnya, mukmin atau kafir. Allah memberi semua permintaan makhluk tanpa sedikitpun berkurang kekayaan-Nya, di Tangan-Nya kunci-kunci (perbendarahan) langit dan bumi. Allah Subhanahu wa Ta'ala mematikan makhluk ciptaan-Nya tanpa takut, Allah Ta'ala berfirman:
﴿ اللهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا ﴾
"Allah memegang jiwa ketika matinya."
Allah berfirman:
﴿ لَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ ﴾
"Tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya."
 Allah berfirman:
﴿ لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ ﴾
"Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai." (QS. Al Anbiya':23) Allah akan membangkitkan orang yang telah mati pada hari kiamat, Allah Ta'ala berfirman:
﴿ زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَا يُبْعَثُوا، قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ، وَذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيرٌ ﴾
"Orang-orang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu benar-benar akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi”
AllahAllah Ta'ala berfirman:
﴿ رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ ﴾
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya."
    Allah Ta'ala membangkitkan manusia pada hari kiamat setelah mereka mati, dan hal itu tidak sulit bagi-Nya. Yang menghidupkan bumi setelah matinya (gersang) dengan air hujan yang dengannya tumbuhlah tanaman Dia berkuasa menghidupkan orang-orang yang telah mati. Allah berfirman:
﴿ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴾
"Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengembil pelajaran."
    Dzat Yang telah menciptakan manusia dari permulaan berkuasa menghidupkannya kembali, dan menghidupkan kembali itu lebih mudah bagi-Nya, Maha Suci Allah lagi Maha Tinggi dari apa yang mereka katakan.
Ringkasan:
Sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Awal lagi Maha Akhir, Maha Hidup tidak mati, berbuat apa yang Dia kehendaki, ilmu manusia tidak dapat meliputi ilmu-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur, tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, tetapi merekalah yang akan ditanyai
WALLAHU A’LAM

0 komentar:

Posting Komentar