Jumat, 04 Januari 2013

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Syarh Matan Aqidah Thahawiyah 85-90



Syarh Matan Aqidah Thahawiyah  85-90

Matan 85
والاستطاعة التي يجب بها الفعل، من نحو التوفيق الذي لا يجوز أن يوصف المخلوق به -فهي مع الفعل، وأما الاستطاعة من جهة الصحة والوسع، والتمكن وسلامة الآلات -فهي قبل الفعل، وبها يتعلق الخطاب، وهو كما قال تعالى: (لا يكلف الله نفساً إلا وسعها)
“Kesanggupan yang menjadi sebab terjadinya suatu perbuatanyang bersumber dari taufik Allah yang mana makhlik tidak boleh disifati dengannya; adalah kesanggupan yang menyertai setiap perbuatansedangkan kesanggupan seperti kesehatan, kelapangan materi, kapabelitas dan bagusnya peralatan, semua itu adalah sebelum perbuatan tersebut. Dan dengan kesanggupan inilah perintah atau syari’at bergantung erat, sebagiman Allah berfirman;Allah tidak membebani seseorang melainkan sesui dengan kesanggupannya (Al-baqarah; 286)”
            Kesanggupan adalah kuasa manusia, dan ini terbagi menjadi dua macam
Yang pertama; kesanggupan yang merupakan sasaran beban (kewajiban), yang bermakna; kelapangan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan, di mana dia memiliki kemungkinan dan kemampuan, dan beban ini bergantung pada syari’at. Sehingga orang yang kecil dan gila tidak dibebani syari’at sampai dia mampu.
Yang kedua; kesanggupan dimana pelaksanaan dan pengadaan sesuatu itu berbeda, maka ini senantiasa bersama dengan perbuatan. Seperti haji misalnya, hal ini akan berlaku bagi orang yang memilki kesanggupan baik dari segi fisik maupun materi seprti yang Allah firmankan;
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ
“mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup”(Ali Imran; 97)
             Sehingga kedua hal ini disimpulkan dari firman Allah;
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“maka bertakwalah kepada Allah menurut kesanggupanmu” (At-Taghabun; 16)
Serta juga dalam ayat yang lain;
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Al-baqarah; 286)

Matan 86
وأفعال العباد خلق الله وكسب من العباد ولم يكلفهم الله تعالى إلا ما يطيقون ولا يطيقون إلا ما كلفهم
“Perbuatan-perbuatan hamba Adalah makhluk Allah Sekaligus perolehan dari hamba Allah tidak membebani mereka kewajiban kecuali dengan kemampuan mereka untuk melaksanankannya Dan mereka manusia tidak akan sanggup (melaksanakan) kecuali apa yang Allah bebankan kepada mereka”
            Dalam matan ini semuanay berdasarkan dari ayat;
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Al-baqarah; 286)
            Maka Allah tidak akan membebani seorang hamba diluar dari kesanggupannya, kecuali hukuman seperti yang dialamai oleh kaum Bani Israil;
فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا (160) وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا
“mak disebabkan kedzaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baiuk-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dariu jalan Allah. Dan disebabkan mereka memakan riba” (An-nisa; 160-161)
            Sehingga ada ayat yangt berbunyi;
رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
“Ya Raab kami, jangan Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami” (Al-baqarah; 186)
وهو تفسير"لا حول ولا قوة إلا بالله"، نقول: لا حيلة لأحد، ولا تحول لأحد، ولا حركة لأحد عن معصية الله، إلا بمعونة الله، ولا قوة لأحد على إقامة طاعة الله والثبات عليها إلا بتوفيق الله، وكل شيء يجري بمشيئة الله تعالى وعلمه وقضائه وقدره. غلبت مشيئته المشيئات كلها، وعكست إرادته الإرادات كلها، وغلب قضاؤه الحيل كلها. يفعل ما يشاء، وهو غير ظالم أبدا. لا يسأل عما يفعل وهم يسألون)
“Dan itulah tafsir kalimat “tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” kami katakan, bahwa tidak ada alasan , gerakan dan tidak ada perubahan bagi seseorang dari maksiat kepada Allah, kecuali karena pertolongan Allah.  Dan tidak ada kekuatan bagi seseorang untuk menegakkan ketaatan dengan Allah dan teguh atasnya, kecuali dengan taufik dari Allah”
Matan 87
وكل شيء يجري بمشيئة الله وعلمه وقضائه وقدره غلبت مشيئته المشيئات كلها وغلب وقضاؤه الحيل كلها
“Segala sesuatu berjalan dengan kehendak Allah, Ilmu, Qadha’ dan Qadar-Nya, kehendak-Nya mengalahkan semua kehendak, ketetapan-Nya megalahkan semua daya (makhluk)”
            Semua sesuatu yang terjadi adalah berada dalam pengetahuan Allah serta ketetapan-Nya. Allah berfirman;
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“dan kamu tidak dapat menghendaki 9menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah Raab semesta alam” (At-takwir; 29)
            Dalam ayat ini menetapakan akan kehendak manusia akan tetapi masuk dibawah kehendak Allah, dan bahwasanya manusia tidak dapat berkehendak kecuali dengan kehendak Allah.
            Dan sekuat apapun sebab perkara yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan sesuatu maka itu tidak akan pernah terjadi jika tidak dikehendaki Allah. Yang jelas kita mempunyai kewajiban untuk mengerjakan sebab, sedang taufik ada pada Allah.
Matan 88
يفعل ما يشاء وهو غير ظالم أبداً، تقدّس عن كل سوءٍ وحين، وتنزه عن كل عيب وشين
“Allah bebuat apa yang dikehendaki-Nya tetapi Dia sama sekali berbuat dzalim. Allah Maha suci dari semua keburukan dan kebianasaan, dan Maha suci dari setiap aib dan kekurangan”
            Allah melakukan aapa yang Dia kehendaki, memberi rizki dan memberi adzab bagi semua makhluk-Nya. Dan Allah tidak pernah dzalim. Dan Allah tidak mungkin meberikan pahala bagi orang yang bermaksiat kepada-Nya, begitu juga sebaliknya bahwa Allah tidak akan meberikan dosa kepada orang yang taat dan shalih.
(لا يُسأل عما يفعل وهم يسألون)
“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanya”
            Demikian pula apa yang Allah perbuat tidak akan ditanya, karenba Allah tidak akan penah salah dalam menentuikan sesuatu. Akan tetapi yang akan ditanya adalah mereka manusia, karena mereka mepunya sifat slah dan lupa. Sehingga manusia sering menempatkan sesuatu tidak sesuai pada tempatnya, serta juga memiliki sifat keliru. Dan Allah suci dari segala sifat itu.
Matan 89
وفي دعاء الأحياء وصدقاتهم منفعة للأموات
“dalam do’a-do’a orang yang masih hidup dan sedekah-sedekah mereka terdapat manfaatbagi orang-orang yang sudah mati”
            Hal ini berdasarakan dari hadits Nabi;
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاثة صدقة جارية وعلم ينتفع به وولد صالح يدعو له
“Apabila anak cucu Adam mati amka terputus segala amalannya kecuali dengan tiga perkara; sedekah jariyah, atau ilmu yang bermnfaat, atau anak yang shalih yang berdo’a untuknya”[1]
            Maka dengan tiga perkara ini yang akan menjadi bekal bagi seseorang ketika dia mati. “sedekah jariyah” yang artinya seperti menginfakkan masjid atau sekolah dan digunakan dengan sebaiknya maka pahala ini akan terus mengalir kepada dia.
            “Atau ilmu yang bermanfaat” seperti orang yang mengajarkan ilmu sehingga dengan ilmu itu menyebar atau membuat sebuah karaya yang menjadi manfaat bagi orang yang  masih hidup amaka hal itu juga bermanfaat baginya.
            “Atau anak yang shalih” maka seseorang yang menikah demi menjaga agamanya dan kehormatan serta mengharapkaan anak yang shalih, maka ketika anak yang sholeh lahir ini adalah usaha dari dirinya;
إن أطيب ما أكلتم من كسبكم وإن أولادكم من كسبكم فكلوه هنيئا
“sesungguhnya yang paling baik yang kalian makan adalah hasil dari usaha kalian, dan sesungguhnya anak-anak kalian adalah hasil usaha kalian”[2]
            Maka dalam hal ini hal ini seolah bertentangan dengan ayat Allah;
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
“Dan bahwasanay seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang dia usahakan” (An-najm; 39)
            Dalam satu sisi Rasullah mengabarkan akan bisanya orang yang mati mengambil manfaat dari yang masih hidup seperti do’a dan istighfar, serta juga dalam ayat lain dan juga hadits-hadits Nabi. Maka ini sama sekali tidak ada pertentangan dengan ayat tersebut, akan tetapi ini adalah penghususan bagi ayat tersebut.
Matan 90
والله تعالى يستجيب الدعوات، ويقضي الحاجات
“Allah mengabulkan do’a-do’a dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan”
            Hal ini sangat jelas terdapat dalam firman Allah;
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“dan pabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawblah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada Ku” (Al-baqarah; 186)
            Dalam ahal ini juga terdapat batasan dalam berdo’a yaitu dilarangnya berdo’a kepada selain Allah. Karena Allah lah yang patut untuk dimintai, karena Dia adalah pencipta dan penentu semuanya. Wallahu’alam


[1] H.R. Muslim no. 1631
[2] H.R. Abu Dawud no. 3528, dan At-tirmidzi No. 1362 dan beliau berkata “ini adalah hadits shahih”

0 komentar:

Posting Komentar