Kamis, 12 September 2013

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Makalah Ke-30
            Syariat menganjurkan untuk melaksanakan puasa selain puasa ramadhan, diantaranya adalah puasa enam hari di bulan syawal. Puasa ini tidak disyaratkan dilaksanakan secara berturut-turut. Karena puasa ini setara dengan puasa satu tahun penuh.
Diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshori ra, Rasulullah saw bersabda:
من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka ia seperti puasa satu tahun penuh.”[1]
                Dikatakan seperti berpuasa satu tahun penuh, karena satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipatnya. Puasa bulan Ramadhan sebanding dengan puasa sepuluh bulan dan puasa enam hari syawal sebanding dengan puasa dua bulan. Jadi, jumlahnya sebanyak dua belas bulan. Sebagaimana hadits Tsauban dari Nabi saw, beliau bersabda:
من صام رمضان فشهر بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بعد الفطر فذلك تمام صيام السنة
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, maka satu bulan sebanding dengan sepuluh bulan, ditambah puasa enam hari setelah idul fithri, berarti genap berpuasa satu tahun penuh.”[2]
                Banyak para ulama yang mengatakan, puasa enam hari syawal ini adalah puasa sunnah, diantaranya asy-Syafi’i dan Ahmad. Sementara Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Malik mengatakan hukumnya adalah makruh karena dikhawatirkan akan dianggap wajib seperti puasa Ramadhan. Alasan seperti ini tidak dapat diterima karena bertentangan dengan hadits yang dengan gamblang menyatakan bahwa puasa tersebut hukumnya adalah sunnah. Kemudian kekhawatiran yang mereka sebutkan hanyalah terletak di awal bulan syawal. Adapun di akhirnya sudah dipisahkan dengan Idul Fitri yang tidak dibolehkan berpuasa pada hari itu.[3]
Bolehkah melaksanakan puasa enam hari syawal sebelum mengqadha puasanya bila masih memiliki hutang puasa Ramadhan?
                Zhahir hadits Abu Ayyub ra yang lalu menunjukkan, keutamaan puasa satu tahun hanya diperoleh bagi mereka yang telah menyelesaikan puasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan syawal. Oleh karena itu, tidak boleh mendahulukan puasa enam hari tersebut sebelum mengqadha puasa Ramadhannya.[4]
Penulis berkata: kecuali bila dikatakan bahwa sabdanya, “Kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari syawal.” Terucap secara umum, dan tidak memiliki konteks (mafhum) apapun; maka ketika itu, maka boleh melaksanakan puasa enam hari syawal walalupun belum mengqadha puasa Ramadhan. Terutama apabila bulan syawal terasa sempit bagi seseorang jikalau harus mengqadha terlebih dahulu. Ini berarti hadits Tsauban mengandung makna mutlak. Wallahu a’lam.
Sumber:
·         Shahih Fiqih Sunnah, Karya Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Jilid II


[1]  Hadits shahih, diriwayatkan Muslim (1164)
[2]  Shahih, diriwayatkan Ahmad (V/280)
[3]  Syarh Muslim an-Nawawi (III/238)
[4]  Syarhul Mumti’, Syaikh Utsaimin (VI/448)

0 komentar:

Posting Komentar