Metode Imam Nawawi dalam menceritakan perkataan-perkataan dan
penjelasan dari segi pengeluaran dan cara tarjih penjelasanya.
orang yang mentelaah karangan Imam Nawawi mengetahui bahwasanya
beliau menamai pendapat-pendapat Imam Syafi’i dengan sebutan qoul,
pendapat-pendapat sahabatnya dengan sebutan wujuh, dan perbedaan penganut
madzhab dalam menyampaikan madzhab Syafi’i dengan sebutan thoriq.
Al
aqwal adalah : penisbatan pada Imam
Syafi’i
Al
awjah adalah : pendapat-pendapat hasil
istimbat para fuqoha' syafiiyah (pengikut syafii ) berdasarkan kaidah-kaidah
dan ushul Imam Syafi’i.Dan terkadang mereka berijtihad tanpa memperhatikan perkataan Imam Syafii. Oleh sebab itu tidak
boleh menisbatka perkataan kepada Imam Syafi’i. Ini adalah pendapat yang pling
benar menurut Imam Nawawi.
At-thoriq
adalah : perbedaan penganut madhab dalam menyampaikan madhab.
contoh
: dalam masalah ini ada dua perkataan
atau sisi. Atau, tidak boleh mengatakan satu perkataan saja atau satu sisi
saja. Terkadang penganut madzhab Syafi’i menggunkan dua sisi dalam dua tema
atau sebaliknya.
Imam Nawawi telah menjelaskan sebab memutlakkan kata ( atthoriq )
atas (wujuh). Begitu pula sebaliknya. Lalu Imam Nawawi berkata : sesungguhnya
mereka menggunkan ini. karena At-thoriq dan Al-wujuh terhimpun
dari perkataan teman-taman.
Yang dimaksud dengan penyampaian sahabat-sahabat yaitu sebagian mereka menetapkan dengan
ketetapan dua perkataan dalam sebuah permasalahan dan menetapkan dengan
ketetapan satu perkajaan saja dalam permasalahan lain.
Ma’ajim
mustholahat fiqh Madzhab Syafi’i.
1.
Kitab
(Ghoribul Alfazd allati isti;maluha alfuqoha) karangan Syaikh muhammad bin
Ahmad bin Al-Azhar Al-Harawi Abi Manshur wafat tahun 370 H. Didilamnya terkumpul lafadz-lafadz yang
dipakai para fuqoha’ dalam satu jilid
dan dijadikan sandaran dalam menafsirkan permasalahan berkenaan dengan bahasa
yang berkaitan dengan fiqh.
2.
Kitab
(Tahdzibul Asma’ wal Lughot) karangan Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarfun
Annawawi wafat pada tahun 676H.
Imam Nawawi telah mengumpulkan dalam kitab
Almushtholahat Alfiqhiyyah yang diperolah didalam enam kitab mazhab Syafi’i.
Mentadabburi apa yang dikatakan Imam An-Nawawi pada Muqoddimah Kitab ini.
Mukhtashor Abi Ibrohim
Almazini, Almuhadzdzab, Attanbih, Alwashith, alwajiz, dan rhoudhoh adalah kitab
yang saya ringkas dari kitab syarh Alwajiz karangan Imam abi Al qosim
Ar-rofi’i.
3.
Kitab
(Al-Mishbah Al-Munir fii ghoribi syarh Alkabir lirrofi’i) karangan Abi
Al-Abbas, Ahmad bin ‘Ali alfayumi kemudian Alhamawi wafat tahun 770H.
Pengertian
pendiri Madzhab
Pendiri madzhab al hanabilah yaitu Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
bin Hilal Abu Abdillah Asy-Syaibani.
Lahir di Baghdad tahun 164 H, dan dididik disana, dalam rangka
menuntut ilmu itu beliau mengembara kepada para ulama yang berada di Bilad
islamiyyah, seperti Makkah al-Mukarromah, madinah al-Munawwaroh, Yaman dan lain
sebagainya untuk mendalami ilmu hadist dan fiqh kepada tokoh-tokoh besar
dimasanya.
Keilmuan
dan pujian ulama kepada Imam Ahmad.
Keilmuan Imam Ahmad diperbincangkan orang-orang saat beliau masih
hidup bahkan keilmuan hadist dan atsar tersebar sedangkan beliau masih muda.
Beliau mengambil ilmu dari syaikh-syaikh dan teman-temannya pun mengakui
kedudukanya.
Ahmad bin Said Ar-rozi berkata: “tidaklah aku melihat seseorang
yang paling hafal hadist rasululloh, dan yang paling mengetahui ilmu fiqh yaitu
Ahmad bin Hambal.”
Imam
Syafi’i juga berkata ketika pergi ke Mesir menuju (Bagdad): "Setelah saya
keluar dari Baghdad, tidak ada orang yang saya tinggalkan di sana yang lebih
terpuji, lebih shaleh dan yang lebih berilmu daripada Ahmad bin Hambal”.
Ibrahim Al Harbi memujinya: “Saya melihat Abu Abdillah Ahmad bin
Hambal seolah Allah gabungkan padanya ilmu orang-orang terdahulu dan
orang-orang belakangan dari berbagai disiplin ilmu”.
Guru-guru
Imam Ahmad bin hambal
Imam Ahmad bin Hambal berguru kepada banyak ulama, jumlahnya lebih
dari seratus ulama. Sebagaimana yang disebutkan Ibnu Al-jauzi rahimahulloh dalam
Kitab “Al-Munaqibul Imam Ahmad” Namun, beliau mengambil dari
mereka dari tingkatan yang berda-beda.
1.
Guru
yang berpengaruh dalam ilmu hadist adalah Hasyaim bin Basyir alwaa
sithi
wafat tahun 183H.
Saat
umur beliau mencapai 16 tahun beliau mempelajari hadist dari syaikh hasyaim
selama empat sampai lima tahun
2.
Guru
yang perpengaruh dalam ilmu fiqih adalah imam syafi’i.
Murid-murid
beliau
Murid
Imam Ahmad sangat banyak, ada yang mengambil hadis dan sebagian yang lain
mengambil fiqh. Diantara yang masyhur adalah:
1.
Sholih
bin Ahmad bin Hambal. Adalah anak pertama beliau. Seorang anak yang zuhud
sebagaimana ayahnya, Sholih mempelajari ilmu hadist dan fiqh dari ayahnya.
Kemudian menyampaikan pada masyarakat apa yang telah difatwakan ayahnya. Wafat
tahun 266 H.
2.
Abdulloh
bin Ahmad bin Hambal , merupakan adik dari Sholih bin Ahmad bin Hambal, dia
khusus mempelajari ilmu hadis dari ayahnya.wafat tahun 290 H.
3.
Ahmad
bin Muhammad bin Hani’ abu bakr al-Atsrom.
Meriwayatkan dari ahmad masalah-masalah fiqh dan banyak
meriwayatkan darinya. Sebelum belajar kepada Imam Ahmad dia menyibukkah dirinya
dengan ilmu hadist, takhrij hadist, dan ikhtilaf.maka ketika bersama Imam Ahmad
meringkas ilmu-ilmu hadist. Seprti kesholihan ,kejuhudan dan kewaroan Imam
Ahmad. Beliau wafat 260 H. Ibnu hajar menyebutkan tahun 261 H, dan pendapat
lain pada tahun 273 H.
4.
Ibrohim
bin Ishaq al-Harbi
5.
Ahmad
bin Muhammad bin alHijaj Abu Bakr al-Marwazi.
Adalah sahabat yang paling dekat dengan Imam Ahmad dia yang
memandikan jenazah Imam Ahmad. Beliau wafat 275H
Dalil dalil yang dipakai mazhab hanabilah
1.
Alquran
2.
Sunnah
Nabawiyyah
3.
Perkataan
sahabat
4.
Ijma’
5.
Qiyas
6.
Istishab
7.
Masholihul
mursalah
8.
Saddu
dzaroi
Negara
Yang Tersebar Mazdhab Hambali
Imam
Ahmad wafat tahun 241 H. Dan madhabnya
tersebar di beberapa tempat yaitu Bahgdad, Mesir, Palestina, dan Najd, namun
pengikutnya sedikit sekali karena beberapa sebab sebagai berikut:
1.
Bahwasanya
orang-orang hanabilah sangatlah berpegang teguh terhadap masalah furu’ dalam
hal fiqh. itu dikarenakan fitnah dan tekanan yang ditimbulkan para pemimpin
pada zaman itu.
2.
Bahwasanya
para pengikut hanabiah tidak mendekati
para penguasa. Dan mereka tidak loyal terhadap penguasa, mereka tidak
loyal terhadap para qodly, atau siapapun yang mempunyai kekuasaan. Mereka tidak
mengikuti cara orang-orang yang bermadzhab hanafy, dan para sahabat imam Malik
yang mendekat kepada para penguasa, dan tidak pula loyal kepada siapapun yang
mempunyai kekuasaan dengan tujuan agar madzhab mereka mempunyai tempat di
sisinya.
3.
Mereka
sanagtlah fanatik dalam menentang masalah khalqul qur’an yang merebak di
zaman imam Ahmad, dan sanagatlah merugi orang-orang yang menyelisihi perkataan
imam Ahmad.
Dan inilah tiga sebab yang menjadikan pengikut madzhab hanabilah
sedikit.
0 komentar:
Posting Komentar