HURUF HURUF YANG DIGUNAKAN SEBAGAI KHILAF (PERBEDAAN) DALAM MADZHAB
HAMBALI
Ada tiga macam yakni[1] :
1.
(حتى) : untuk
khilaf kuat
Contohnya : perkataan
mereka, “tidaklah diperbolehkan sholat pada waktu waktu yang dilarang sampai
ada sebab”.
Perkataan ini menunjukan perbedaan bagi mereka yang mengatakan
bolehnya sholat dengan adanya sebab-sebab, dan ia diriwayatkan dari imam ahmad
rohimahulloh. Dan juga dipiih oleh syaikh taqiyuddin, dan sekumpulan para
shohabah.
2.
(ان) : untuk
khilaf sedang
Contohnya : perkataan mereka, “jikalau kondisi lemah dan sakit
ketika haji fardhiyah maka boleh diwakilkan, (ان) walaupun ia telah sembuh
setelah wakilnya ihrom”.
Perkataan ini adalah isyarat untuk khilaf bagi yang mengatakan
tidak boleh, dan ini adalah pendapat madzhab sebagaimana terdapat dalah al
iqna’ dan al muntaha
3.
(لو) : untuk
khilaf lemah
Contoh : perkataan mereka, “dimakruhkan adzan dan iqomah bagi
perempuan (لو) walaupun tanpa mengangkat suara”
Perkataan ini mengisyaratkan untuk khilaf bagi yang mengatkan tidaklah
makruh ketika tidak mengangkat suara dan ini berdasarkan qiyas untuk tanbih
(sebagai peringatan), dan ini adalah perkataan ibnu ‘uqail dan selainnya.
SUMBER SUMBER FIQIH MADZHAB HAMBALI
Diantara
karangan kitab yang terkenal dalam madzhab hambali yaitu,
1.
Mukhtashor
al khiroqiy, milik Abi Al Qosim ‘Umar Bin Al Husain Bin ‘Abdillah, wafat tahun
334 H
Kitab mukhtashor ini adalah kitab yang pertama kali ditulis dalam
fiqih Hambali, dan belum ada kitab yang digunakan sebelum kitab ini. Serta
belum ada kitab yang diperhatikan sebelumnya seperti kitab ini. Dan kitab ini
terkenal di kalangan madzhab Imam Ahmad pada ulama ulama terdahulu dan ulama
pertengahan (tengah abad)
Adapun syarah yang paling agung juga yang paling terkenal adalah
“Al Mughniy” milik Ibnu Qudamah[2]
2.
Al
Mustau’ib milik Al ‘Alamah Muhammad Bin Abdillah Bin Husain Assamuriy, wafat
tahun 616 H.
Kitab ini lafadznya ringkas namun faidah dan maknanya banyak.
Pengarang kitab ini menyebutkan dalam khutbahnya bahwasanya ia mengumpulkan
banyak kitab ke dalamnya yakni : Mukhtasor Al Khiroqiy, tanbih milik Kholal, Al
Irsyad milik Ibnu Abi Musa, Al Jami’ Ashoghir, Al Khishol Llil Qodhiy Abi
Ya’liy, Al Khishol milik Albana, kitab Al Hidayah milik Abi Alkhothob, dan
kitab Attadzkiroh milik Ibnu ‘Uqail.
3.
Al
kaafi milik Syaikh Mauqifuddin Ibnu Qudamah
Kitab ini adalah kitab yang menyebutkan masalah furu’uddin
(cabang-cabang agama), disertai dengan penyebutan dalil dan riwayat pula.
4.
Alhidayah
milik Abi Al Khottob Al Kiludzaniy Mahfudz Bin Ahmad, wafat tahun 510 h.
5.
Al
Muharror milik Imam Majd Addin Abnu Taimiyyah yang mana beliau melihat dari
kitab Al Hidayah milik Abi Al Khottob
6.
Al
Maqna’ milik Maufiquddin Al Maqdisi. Ini adalah kitab yang penuh dengan dalil
sereta ta’lil.
Faidah faidahnya :
Maufiqquddin dalam kitab karangannya memperhatikan 4 kitab
cetakannya.
Beliau mengarang “Al’umdah” untuk kalangan pemula, “Al Muqna’”
untuk kalangan diatas pemula, “Al Kaafiy” untuk kalangan muthawasth (sedang),
kemudian mengarang “Al Mugniy”. Untuk yang tingkatannya lebih tinggi dari yang
muthawasith.[3]
7.
Al
Furu’ milik Syaikh Syamsyuddin Muhammad Bin Muflih wafat thaun 763 h, ini
adalah kitab yang penting juga bermanfaat.
8.
Muntaha
Al Irodaat Fi Jam’i Al Munqona’ Ma’a Attanqiih Wa Ziyaadaat milik Syaikh
Taqiyyudin Muhammad Bin Ibrohim Al Futuhiy Al Misyriy Asyahir Biibninnajar,
wafat tahun 972 h.kitab ini merupakan pegangan bagi ulama ulama mutaakhirin
dalam madzhab hambali, dan di dalamnya terdapat fatwa fatwa dari mereka.
9.
Syarah
Muntaha Al Irodaat milik Syaikh Manshur Al Buhutiy Syaikh Hanabilah di Mesir,
wafat tahun 1051 H.
Keistimewaan kitab ini adalah dengan terdapatnya nash yang detil
dan juga dalil, serta ta’lil ketika disebutkan banyak permasalahan.
10.
Al
Iqna’ Litholabil Iqna’milik Al Muhaqoq Musa Bin Ahmad Al Hajariy, wafat tahun
968 H
11.
Kasyaful
Qina’. Kitab ini tentang mutun al
iqna’juga milik Albuutiy
12.
Ru’usul
Masaail Au Kitab Al Khilaf Ashoghor. Milik Al Imam ‘Abdul Kholiq Bin Isa Al
Haasyimiy wafat pada tahun 470 H.
13.
Asyafi’i-Asyarh
Al Kabir milik Imam ‘Abdurrohman Bin Abi ‘Umar Muhammad Bin Ahmad Bin Qudamah
Al Maqdisi, wafat tahun 682 H, isinya merupakan syarah dari kitab Al Muqna’
milik Ibnu Qudamah
Di dalamnya terdapat dua faidah yakni :
Yang pertama : terdapat tiga matan yang memuat reportasi yang
penting dalam fiqih hambali yakni :
a)
Mukhtasor
Al Khiroqiy
Sebagaimana
kitab ini masyhur pada ulama ulama terdahulu dan telah tersebar di penjuru
timur dan barat, maka kitab inipun masyhur pula dikalangan madzhab. Dan
ketenaran kitab khiroqiy ini sampai tahun 900, ini sama halnya ketika Al
Qhodhiy ‘Alauddin Al Mardawiy mengarang kitab attanqihul musyabba’. Kemudian
setelahnya datanglah Ibnunnajah Asyahir denga kitabnya Al Futuhiy. Maka
dikumpulkanlah Al Muqna’ dengan Attanqih di dalam sebuah kitab yang dinamakan
Muntaha Al Irodat Fie Jam’il Manqa’ Ma’attanqoh Wa Ziyadaat. Kemudian manusia
menetapi kepada kitab tersebut. Dan mereka berpindah kepada kitab kitab yang
sama dari kitab ulama terdahulu.[4]
b)
Kitab
kitab pegangan ulama mutaakhir dalam madzhab hambali
1)
Attanqih
Al Masyba’ Fie Tahriri Ahkamil Maqna’ milik Syaikh ‘Alauddin Al Mardawiy, wafat
tahun 884 H
2)
Al
Iqna’ Fie Fiqih Al Imam Ahmad Milik Syaikh Musa Bin Ahmad Al Hajawiy Al
Maqdisi, wafat tahun 967 H
3)
Muntahal
Irodaat Fie Jam;Il Maqna’ Ma’a Attanqiihi Wa Ziyaadaati milik Taqiyyudin
Muhammad Bin Ahmad Al Futuuhiu yang terkenal dengan sebutan Ibnu Najjar, wafat
tahun 972 H.
KAMUS ISTILAH-ISTILAH DALAM FIQIH HAMBALI
1)
Kitab
Al Mutla’ ‘Alaa Abwabil Maqna milik Syaikh Muhammad Bin Abil Fath Al Ba’liy
Alhambaliy, wafat tahun 709 hH.
Kitab ini adalah penjelasan dari istilah istilah fiqih juga kata
kata asing yang terdapat dalam kitab al
maqna’ karangan ibn qudama.
Di dalam kitab ini penulis juga menyertakan dalam pembahasan lughoh
(bahasa), dan ternukil dari kitab ini faidah faidah yang menunjukan akan
kebagusannya dalam bahasa serta adab. Di dalamnya juga disebutkan perkataan
perkataan gurunya yakni al imam muhammad bin malik rohimahulloh. Selanjutnya ia
merapikan kitabnya pada banyak bab (Al Muqna’) dan ia melampirkan pula
terjemahan sebagaimana yang telah disebutkan di Al Muqna’ dari al a’lam. Maka
terbitlah kitabnya dengan tujuan yeng elok.[5]
2)
Addarunnaqiy
Fie Syarhi Alfadz Al Khorqy milik Syaikh Yusuf Bin Abdil Hadiy.
Pengarang kitab ini mencontoh pemiik kitab Al Muthla’, ia merapikan
pada bab bab nya dan kitab ini bermanfaat pada setiap babnya.
3)
Al
Hajawiy mengarang kitab Al Iqna’
ISTILAH SEBUTAN NAMA (ULAMA)
1.
Al Qohiy
Ulama hambali sejak masa Al
Qhodhiy Abi Yu’la sampai pertengahan 108 menggunakan lafadz Al Qodhiy ini
dengan mengartikan bahwa Al Qodhiy adalah syaikh pada zamannya yakni Muhammad
Bin Al Husain Al Farroi yang dijuluki Abi Yu’la Al Kabiir. Dan seperti inilah
pabila dikatakan Abu Yu’laa.
Dan jika dikatakan Abuu Yu’laa Ashoghir maka maksudnya adalah
anaknya Muhammad pemilik thobaqot.
Adapun ulama mutaakhir seperti pemilik kitab Al-Iqna’ dan Al
Muntahiy serta ulama ulama setelahnya mereka memberikan artian dari lafadz Al
Qodhiy ini dengan Al Qodhiy ‘Alauddin ‘Aliy Bin Sulaiman Al Mardawiy Tsumma
Asholihiy.
2.
Abu Bakar
Jika disebutkan kata Abu Bakar maka maksudnya adalah Ahmad Bin
Muhammad Bin Al Hijaj Al Marwadzi yang wafat pada tahun 275 h
3.
Asyaikh
Ulama mutaakhirin mengartikan bahwa yg dimaksud Asyaikh adalah
Maufiquddin Abu Muhammad ‘Abdillah Bin Qudamah Al Maqdisiy wafat tahun 275
Albuhutiy berkata di dalam kitab syarh Al Iqna’ ulama mutaakhirin
seperti pengarang kitab Al Furu’, Al Faaiq, Alikhtiyaroot dan selainnya
memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan Sayikh adalah Syaikh Al
‘Alamaah Mauqifuddin Abnu Qudamah Rohimahulloh.
Dan Ibnu Badroon berkata, “ulama mutaakhirin banyak menjelaskan
bahwa maksud syaikh disini adalah Ibnu Taimiyah, dan diantara yag mengatakannya
Adalah Ibnu Qundus di dalam Hawasyiy (Al Furu’)[6]
4.
Lafadz Syaikhuna
Ibnu ‘Uqail dan Abu Khottob mengartikan lafadz ini dengan Al Qodhiy
Abu Yu’laa. Akan tetapi Ibnu Qoyyim dan Ibnu Muflih (pengarang kitab Al Furu’)
mengartikan bahwa maksudnya adalah Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah
5.
Lafadz Syaikhuna
Ulama mutaakhirin mengartikan bahwa maksud dari kedua syiikh itu
adalah :
a.
Maufiquddin
Ibnu Qudamah Rohimahulloh
b.
Madjuddin
‘Abdussalam Ibnu Taimiyyah Wafat Tahun 652 H
6.
Asyarih Ataupun Shohibusyarih
Ulama mutaakhirin mengartikan bahwa maksudnya adalah Syaikh
Syamsyuddin Ibnu ‘Abdirrohman Bin Syaikh Abii ‘Umar Al Maqdisi wafat tahun 682
H, dan ia adalah keponakan juga murid dari Al Maufiq,
7.
Al Hajjah
Yakni muhammad Bin Abii Al Mukarrom Al Fadhl Abu ‘Abdillah ia
mendapat julukan Bihaauddin namun terkenal dengan Al Hajjah, wafat tahun 617 H.
8.
Annadzim
Ia adalah Muhammad Bin Abdillah Al Qowiy Bin Badroon Al Maqdisiy ia
punya kitab Mandzumatul Adab, ada yang besar juga ada yang kecil, wafat tahun
699 H,
9.
Al Qodhiy Asyahid
Ia adalah Muhammad Bin Muhammad Bin Alhusain Bin Muhammad Al Farroi
salah satu dari tiga anak Al Qodhiy Abi Yu’la dan ia memiliki tingkatan seperti
Hambali dan ia juga ketua pembahasan masail (masalah masalah) dll. Beliau
meninggal dibunuh di rumahnya sendiri yang mana ketika itu ia tidur sendirian
kemudian datang pencuri masuk kerumahnya dan mengambil harta benda miliknya
kemudian ia pun dibunuh ditangan pencuri tersebut pada tahun 562 H.
10.
Qodhiy Al Aqoolim
Ia adalah ‘Abdul ‘Aziz Bin ‘Aliy
Al Bakriy dan dikenal dengan Ibnul’izzi Al Maqdisi, dan ia dinamai
dengan sebutan Al Qodhiy Al Aqoolim. Wafat tahun 846 H.
11.
Syaikhul Madzhab Atau Syaikh Al Hanabilah Fie Al Mishro
Ia adalah manshur Bin Yunus Bin Sholahuddin Abusa’adaat Al Bauhutiy
pengarang Kitabkasyaful Qina’ dan selainnya dari kitab kitab penting, wafat
tahun 1051 H.
12.
Al Khiroqiy
Ia adalah ‘Umar Bin Al Husain Bin ‘Abdillah Al Khiroqiy dinisbatkan
kepada bai’ al khorq pemilik kitab Almukhtshor yang terkenal. wafat tahun 334
H.
13.
Al junnah
Ia adalah Muhammad Bin ‘Abdul Qodir Bin ‘Utsman Annabasiliu yang
terkenal dengan sebutan Al Junnah salah seorang murid dari Ibnu Qoyyim dan ia
memiliki kitab kitab yang bagus. Wafat tahun 629 H.
14.
Ibnu Nuqthoh
Yakni Muhammad Bin ‘Abdul Ghoniy Bin Abi Bakar Bin Syuja’ Al
Baghdadiy yang dikenal dengna sebutan Ibnu Nuqthoh. wafat tahun 629 H
15.
Ibnu Sunainah
Yakni Muhammad Bin Abdillah Assamiriy yang unggul dalam bidang fiqh
dan ilmu waris. Wafat tahun 616 H.
16.
Annajm
Yakni Muhammad Bin Hamdan Bin Syubaib Al Harooniy, wafat tahun 695
H.
17.
Al qothb
Yakni Muhammad Bin Mas’ud Asyirooziy Qothbuddin. Wafat tahun 710 h.
18.
Taqiyyudiin
Ulama mengartikan bahwa ia adalah Ahmad Bin ‘Abdul Haliim Bin
Taimyyah. Ia mendapat julukan sebagai Syaikhul Islam, Asy Syaikh, Syaikhuna,
Ibnu Taimmiyah, dan Abii ‘Abbas Ibnu Taimiyyah. Wafat tahun 728 H
19.
Al Fakhr
Yakni Isma’il Bin ‘Aliy Bin Husain di sebut dengan Ibnu Wafaai, dan
Ibnu Masyithoh Al Baghdadi Abu Muhammad Fakhruddin. Wafat tahun 610 H.
20.
Al Banaa Atau Ibnu Al Banaa
Yakni Abuu ‘Aliy Al Husain Bin Ahmad Bin ‘Abdil ‘Aziz Al Baghdadi.
Wafat tahun 471 H.
21.
Shohibul Wajiz
Yakni Al Hasan Bin Yusuf Bin Muhammad Addujailiy Al Baghdadiy
pengarang kitab Al Wajiz di dalam pembahasan fiqh, wafat tahun 732 h.
22.
Shohibul Balaghoh Fiel Fiqih
Yakni Alhusain Bin Al Mubarook Bin Muhammad Al Baghdadiy, wafat
tahun 631 H.
23.
Ghulamul Khilal
Yakni ‘Abdul ‘Aziz Bin Ja’far Bin Ahmad, ia punya tafsir, syafi’i,
dan tanbih fiel fiqh. Wafat tahun 363 H.
24.
Al Khilal
Yakni Ahmad Bin Muhammad Bin Haruun Abu Bakaar pemilik kitab
Al-Jami’, Al ‘Alal, Assunnah, dll. ia juga mengumpulkan riwayat dari Imam Ahmad
dalam kitabnya Al Jami’. Dan ia mengkalkulasi semua fiqih hambali kemudian
menukilnya.
Ia senantiasa terus menjaga seluruh Ilmu Ahmad Bin Hanbal. bahkan
ia bersafar untuk kepentingan tersebut, dan ia menulisnya dengan ‘aiyatan dan
naazilatan “meninggikan dan menurunkan”. Adapun makna dari ‘aliyatan wa
nazilatan adalah bahwasanya ia meriwayatkan dari sebagian shohabat ahmad, dan
sebagian dari yang selainnya. Ia meninggal pada tahun 311 H.
25.
Ibnu Ahmad
Yakni Al Hasan Bin Haamid Bin ‘Aliy Al Baghdadiy ustadznya Al Qhodhiy Abii Yu’laa. Ia memiliki kitab Al Jaami’
Fiel Madzhab, dan syarh Al Khiroqiy. Wafat tahun 403 H.
26.
Al Atsromt Riwaya
Yakni Ahmad Bin Muhammad Bin Haanai Ath Thoiy salah satu dari orang
orang yang menukil riwayat Imam Ahmad, wafat setelah tahun 206.
Tambahan
Apa yang telah saya (pengarang kitab) sebutkan tadi adalah sebagian
dari sebutan sebutan para ulama di dalam madzhab Hambali, dan masih terdapat
banyak lagi nama nama yang disebutkan oleh pemilik kitab Thobaqhot Hanabilah,
dan Ibnu Badroon di dalam kitabnya Al Madkhol.
0 komentar:
Posting Komentar