Selasa, 27 November 2012

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Hadits ke-21 Besarnya Cinta Nabi Salallahu Alaihi Wasallam Kepada Siwak


Hadits ke-21

Besarnya Cinta Nabi Salallahu Alaihi Wasallam Kepada Siwak

Siwak ialah sebuah nama tangkai pohon yang dengannya orang menggosokkan giginya, untuk menghilangkan warna kekuningan dan kotoran yang terdapat pada gigi, dan untuk mensucikan mulut dan agar mendapatkan pahala. Adapun sebab ia disebutkan pada bab ini karena ia termasuk dari sunnah-sunnah dalam berwudhu dan termasuk cara bersuci yang dicintai.
Ia adalah salah satu pembahasan yang terdapat didalam “Kitabut Thoharoh” yang telah lalu.
Dan didalamnya terdapat keutamaan-keutamaan, diantaranya adalah kebersihan dan kesehatan mulut, dapat menghilangkan bau mulut yang tidak sedap, dapat memperindah mulut, mendapatkan pahala, dan mengikuti sunnah Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam.

عَنْ عَائِشَةَ رَضيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: دَخَل عَبْدُ الرَّحْمنِ بنُ أبي بَكْر الصديق رَضيَ الله عَنْهُمَا عَلَى النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم وَأنا مُسْنِدَتهُ إِلى صَدْري -وَمَعَ عَبْدِ الرحْمنِ سِوَاكٌ رَطْبٌ يَسْتَنُّ بهِ- فَأبَدهُ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم بَصَرَهُ، فَأخَذْتُ السوَاكَ فَقَضِمْتُهُ وَطَيبتهُ، ثُمَّ دَفَعْتُهُ إَلَى النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم فاستنّ به، فما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم اسْتَنَّ اسْتِنَاناً أحْسَنَ مِنْهُ. فَمَا عَداَ أنْ فَرَغَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم رَفَعَ يَدَهُ أوْ إِصبَعَهُ- ثم قال : "في الرَّفيقِ الأعلى" ثَلاثاً، ثُم قضى عَليهِ.
وكَانَتْ تَقُولُ: مَاتَ بَيْنَ حَاقِنَتي وذاقِنَتى.
وفى لفظ: فَرَأيتهُ يَنُظُرُ إِلَيهِ، وَعَرَفْتُ أنَّهُ يُحِب السوَاَكَ فَقُلْتُ: آخُذُه لَك؟ فَأشَارَ بِرأسِهِ: أن نَعَمْ.
هذا لفظ البخاري، ولـ "مسلم" نحوه.

Artiny : Aisyah Radhiyallahu anha, berkata, “Abdurrahman bin Abi Bakr Ash Shidiq Radhiyallahu Anhu masuk menemui Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam sedang bersandar kedadaku. Abdurrahman membawa siwak basah yang digunakannya untuk menggosok giginya. Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam menatap siwak tersebut. Aku lantas mengambil siwak itu dan mematahkannya dengan gigi dan memperbaikinya. Aku lalu menyerahkan siwak itu kepada Nabi Salallahu Alaihi Wasallam beliau lantas menggunakannya untuk menggosok gigi. Belum pernah aku melihat Rosulullah Salallahu Alaihi wasallam menggosok gigi lebih baik dari pada saat itu. Setelah selesai, beliau mengangkat tangan atau jarinya kemudian mengatakan, “Di pangkuan yang maha kuasa” sebanyak tiga kali, kemudian beliau pun meninggal dunia.”
            Aisyah mengatakan, “Beliau meninggal diantara tulang selangka dan ujung tenggorokanku.”
            Dalam lafal yang lain dikatakan, “Kulihat beliau memandangi siwak itu, aku tahu bahwa beliau menyukai siwak. Aku pun mengatakan, ‘Maukah aku ambilkan siwak itu untukmu?’ beliau pun memberikan isyarat dengan kepalanya yang berarti, ‘ya”
            Lafal diatas adalah lafal yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Imam Muslim juga meriwayatkan lafal yang semacam itu.

Ghoribul Hadits:
1.                               يستن به  (menyikat/ membersihkan giginya) : menjadikan siwak itu berlintas diatas gigi, seakan-akan ia mengasahnya.
2.                               فأبده  (menatap) dengan meringankan huruf ب dan menebalkan huruf د,  yaitu mengarahkan pandangannya kepada Abdurrahman dengan waktu yang cukup lama.
3.                               "بين حاقنتى وذاقنتى" diantara tulang selangka dan tenggorokan.
4.                               "فقَضِمته" dengan memfathah ق dan mengkasroh ض , dikuatkan pula oleh Ibnu Atsir dan yang lainnya, demikian yang terdapat dibanyak mu’jam, yaitu Aisyah mengunyahnya dengan giginya.
5.                               "القضم" menyikat sisi-sisi gigi, "الخصم" menyikat seluruh bagian dalam mulutnya.

Penjelasan Hadits Secara Singkat
Aisyah Radhiallahu Anha menceritakan kepada kita akan seberapa besarnya cinta Nabi shalallahu alaihi wasallam  dan kebergantungannya kepada siwak
Yaitu tatkala Abdurrahman bin Abu Bakr –saudara Aisyah- mendekati Nabi Salallahu Alaihi Wasallam, dikala Nabi mendekati kematiannya dan Abdurrahman menggenggam siwak basah yang sedang digosokkan ke giginya.
Maka tatkala Nabi Salallahu Alaihi Wasallam melihat siwak tersebut, seakan Ia Salallahu Alaihi Wasallam menginginkannya, maka Aisyah dengan kecerdasanya mengambil siwak tersebut dari saudara laki-lakinya , kemudian ia memotong ujung siwak tersebut yang rontok, dan membetuk ujung siwak yang baru, kemudian ia membersihkannya, kemudian ia berikan siwak tersebut kepada Nabi Salallahu Alaihi Wasallam , maka Nabi pun bersiwak dengan siwak tersebut, Aisyah pun belum pernah melihat beliau Salallahu Alaihi Wasallam  bersiwak lebih baik daripada itu.
Maka tatkala Nabi selesai dari bersiwak, beliau mengangkat jari jemarinya dan mengucapkan dua kalimat tauhid, dan Ia Salallahu Alaihi Wasalam wafat.

Hal-Hal Yang Dapat Diambil Pelajaran Dari Hadits Ini:
1.      Hendaknya seseorang bersiwak dengan memakai siwak yang lembab dan basah.
2.      Sebelum bersiwak sebaiknya membetulkan dan memperindah siwak.
3.      Membiasakan setelah bersiwak dengan siwak lain seusai membersihkan mulut (dengan siwak yang pertama).
4.      Beramal sesuai dengan apa yang ia pahami dari isyarat dan dalil-dalil.
5.      Rafiqul A’la , beliau berharap agar dikumpulkan bersama mereka (para nabi dan orang-orang shalih) sebagaimana terdapat dalam surat An Nisaa’, mereka adalah “orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin , orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.”
Wallahu A’lam Bis Shawwab

0 komentar:

Posting Komentar