Selasa, 27 November 2012

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Hadits ke-34


Hadits ke-34
عن ميمونة بنت الحارث - رضي الله عنها - زوج النبي - صلى الله عليه وسلم - أنها قالت: "وضعت لرسول الله - صلى الله عليه وسلم - وضوء الجنابة فأكفأ بيمينه على يساره مرتين أو ثلاثًا ثم غسل فرجه، ثم ضرب يده بالأرض أو الحائط مرتين أو ثلاثًا، ثم تمضمض واستنشق وغسل وجهه وذراعيه، ثم أفاض على رأسه الماء ثم غسل سائر جسده، ثم تنحَّى فغسل رجليه فأتيته بخرقة فلم يردَّها فجعل ينفض الماء بيديه"
Artinya : “Dari Maimunah binti Harits, istri Nabi, mengatakan, “Aku meletakkan air untuk mandi janabat bagi Rosulullah beliau lantas menuangkan (air) dengan tangan kanannya pada tangan kirinya sebnyak dua atau tiga kali. Beliau lalu mebasuh kemaluannya. Beliau menenpukkan tangan pada tanah atau tembok-sebanyak dua atau tiga kali. Beliau lantas berkumur-kumur, memasukkan air dalam hidung, membasuh wajah dengan kedua lengannya. Beliau kemudian engguyurkan air di atas kepalanya, lantas membasuh anggota tubuh yang lainnya. Beliau lalu menjauh dan mencuci kedua kakinya”
            Kedua hadits ini ( riwayat Aisyah dan Maimunah pent.) mencakup keterangan tata cara mandi junub Nabi mulai dari permulaan sampai akhirnya, dimulai dengan mencuci kedua tangan sebelum mencelupkannya ke dalam bejana ketika baru bangun dari tidur, sebagaimana di jelaskan dalam hadits Aisyah. Dan dalam hadits ini di batasi dengan dua atau tiga kali.
            Lafazh “ kemudian beliau mencuci kemaluaanya” di dalam kitab asy-syarh, sesungguhnya menurut dzahirnya hadits dalam mencuci tangan itu di ungkapkan dengan umum, sehingga cukup sekali saja dan menggosok tangan ke tanah untuk menghilangkan bau di tangan tidak di sebutkan bahwa beliau mengulangi mencuci kemaluaanya, padahal kalau saja bau masih ada di tangan berarti bau juga masih melekat di kemaluan. Hadits ini juga bisa di jadikan dalil bahwa bau yang belum hilang setelah mencuci tempat yang terkena najis tidaklah membahayakan.
            Adapun wudhu beliau sebelum mandi junub, boleh jadi sama dengan wudhunya beliau sebelum shalat, dan wudhu tersebut sah sebelum menghilangkan hadats besar. Membasuh anggota-anggota wudhu tersebut sudah mencukupi dari mandi junub. Kedua cara bersuci itu di gabung, ini pendapat Zaid bin Ali, Syafi’I dan sekelompok ulama lainnya.
            Dari hadits yang sebelumnya, wudhu yang dilakukan oleh Nabi sebelum mandi adalah tanpa membasuh kedua kaki, Al-hafidz berkata “ tambahan lafadz ini “kemudian beliau membasuh kedua kaki beliau” diriwayatkan oleh Abu Mu’awiyah secara sendiri. Al-baihaki berkata “ tambahan ini ghoribah dan shohihah”. Akan tetapi riwayatAbu Mu’awiyah dari Hisyam terdapat persoalan. Benar, ia mempunyai syahid dari Abu Salamah dari Aisyah dalam riwayat Abu Daud ath-thoyalisi.
            Dua hadits ini juga menjelaskan bahwa mencuci anggota wudhu cukup sekali saja untuk mandi junub dan wudhu, dan tidak di syaratkan sahnya wudhu dengan hilangnya hadats besar.
Kesimpulan:
1.      Mandi junub dimulai dengan mencuci kedua tangan dua atau tiga kali, sebelum keduanya di celupkan ke dalam air.
2.      Kemudian membersihkan kemaluan.
3.      Kemudian menggosokkan tangannya dengan tanah.
4.      Kemudian berwudhu (sempurna) sebagaimana wudhu untuk shalat, kecuali kedua kaki.
5.      Kemudian menyusupkan jari-jari ke rambut kepala sehingga air menembus dan membasahi kulit kepala.
6.      Kemudian menyiram kepalanya tiga kali.
7.      Kemudian mengguyurkan sisa air ke tubuhnya (yang belum dicuci).
8.      Kemudian membasuh kedua kakinya.
9.      Dianjurkan tidak mengeringkan badan dengan handuk.
10.  Mengibaskan air dengan tangan setelah berwudhu atau mandi adalah mubah, dikerjakan atau tidak sama saja.
11.  Barangsiapa mandi seperti ini, maka ia mandi dengan sempurna.
Wallahu A’lam Bis Shawwab

0 komentar:

Posting Komentar