Rabu, 22 Mei 2013

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Tazkiyatun Nafs


Artinya: "Sesungguhnya Kami turunkan (Al-Qur’an) itu pada malam lailatul Qadar. Dan apa yang engkau ketahui tentang Lailatu Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik nilainya dibanding seribu bulan. Pada malam itu para malaikat dan ar-Ruh berturunan (ke bumi) dengan seizin Pemeliharanya dengan (menunaikan) segala perintah-Nya. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbitnya fajar."
Pada ayat pertama Allah menyebutkan diri-Nya dengan kata ganti orang pertama plural, ini untuk menunjukkan keagungan-Nya. Allah sering menggunakan kata ganti plural sebagaimana juga sering menggunakan kata ganti singular. Jika yang diungkapkan itu mengenai sifat dzatiyah-Nya maka digunakan kata ganti keagungan, sedang jika yang diungkapkan berkaitan dengan keesaan-Nya maka Allah menggunakan kata ganti mufrad. Contoh dalam hal ini ada banyak sekali dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang lain.
Sedang kata ganti orang ketiga yang dibicarakan maksudnya adalah Al-Qur’an meskipun belum disebutkan sebelumnya, karena hal ini sudah maklum, dan tidak ada seorangpun akan salah faham atau meragukan bahwa yang dimaksud di sini adalah penurunan wahyu Qur'an. Maksudnya adalah permulaan turunnya Al-Qur’an adalah pada malam tersebut, atau turunnya Al-Qur’an secara utuh di atas langit dunia. Baru kemudian disampaikan secara berangsur-angsur oleh Jibril kepada Rasulullah, sesuai dengan tuntutan masanya.
Kata "al-qadr" menurut sebagian ulama' artinya adalah kemuliaan atau keagungan. Karenanya orang yang berkedudukan sering disebut dengan 'Dzu qadrin adhim' atau 'Dzu qadrin kabir', Sang empunya keagungan. Hal itu karena Lailatul  Qadr dengan segala kelebihannya memang merupakan suatu malam yang agung.
Menurut sebagian ulama lain al-qadr diartikan sebagai 'Taqdir' atau nasib para hamba. Dengan dalil firman Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 3-4, yang artinya; "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah" Maka pada malam itu ditentukanlah nasib manusia dan segala yang bakal terjadi untuk setahun berikutnya. Baik yang berkaitan dengan kematian, kelahiran bayi-bayi anak manusia, pembagian rizki, segala musibah yang akan terjadi dan lain sebagainya.
Namun yang lebih tepat mungkin adalah bahwa kata ini mencakup dua makna ini sekaligus. Karena pada malam itu memang segala taqdir tahunan ditentukan dan ini tentu secara langsung memberikan nilai keagungan pada malam itu, ditambah lagi dengan berbagai keutamaan dan keistimewaannya.
Karena itulah disebutkan dalam kitab sunan Nasa'i, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, satu bulan yang Allah wajibkan atas kalian untuk berpuasa" Lalu beliau bersabda, "pada bulan itu ada suatu malam yang lebih bernilai dibanding seribu bulan. Barang siapa tidak mendapatkan kebaikannya maka sungguh dia telah kehilangan segala kebaikan".
Sungguh merugi orang yang telah mengetahui hal ini akan tetapi ia lengah dalam bulan Ramadhan hingga menghabiskan malam-malamnya dengan hal-hal yang sia-sia. Bagaimana tidak, padahal Allah menyatakan bahwa pada malam lailatul Qadar itu Para malaikat turun ke bumi. Begitu juga Ar-Ruh, maksudnya adalah malaikat Jibril yang mempunyai julukan sebagai Ruhul Qudus atau Ruh yang Suci.
Dan kita tahu bahwa kedatangan malaikat di suatu tempat, adalah menjadi pertanda akan banyaknya rahmat Allah di tempat tersebut. Sebagaimana disebutkan oleh Rasululloh dalam Sunan Ibnu Majah bahwa orang-orang yang berkumpul di sebuah rumah Allah, lalu mereka bembaca Al-Qur’an dan merenungi kandungannya, pastilah perasaan damai akan menyertai mereka, dan rahmat Allah akan menyelubungi mereka, lalu para malaikat pun akan menaungi mereka dengan sayap-sayap mereka..
Begitupula sebaliknya. Ketika malaikat tertahan dari memasuki suatu tempat, maka itu menunjukkan bahwa tempat itu sangat miskin berkah. Seperti diterangkan dalam berbagai hadits, bahwa para malaikat terhalang untuk memasuki rumah yang di dalamnya dipelihara anjing. Atau rumah yang dihiasi dengan patung-patung dan tiruan makhluk bernyawa. Maka hal-hal yang dapat menjauhkan malaikat ini harus dihindari.
Pada ayat berikutnya, Allah berfirman, " Malam itu penuh keselamatan hingga terbitnya fajar." Karena begitu banyaknya orang yang terbebas dari Ancaman adzab neraka oleh sebab amalan kebajikan yang diperbuatnya pada malam tersebut.
Hanya saja, kepastian kapan tepatnya malam ini tetap menjadi rahasia Allah. Dan hanya diberikan petunjuk oleh Rasulullah berupa kisi-kisi, bahwa malam lailatul Qadar jatuh diantara sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan kemungkinan besarnya ada pada bilangan ganjil dari hari-hari tersebut.
Syaikh Utsaimin dalam tafsirnya menyebutkan, salah satu hikmah mengapa Allah tetap menjaga kerahasiaan malam ini adalah; pertama, untuk mengeliminasi orang yang bermalas-malasan dan memilih orang yang betul-betul mempunyai tekad. Karena orang yang bertekad pasti tidak menghiraukan bila ia harus berusaha sekuat tenaga dalam sepuluh hari demi mendapatkan keutamaan lailatul Qadar ini. Sedang yang malas tentu tidak akan mau berkorban dalam sepuluh hari hanya untuk menemukan satu hari itu saja. Kedua, bahwa denga ini maka ummat islam akan makin banyak beramal dalam waktu yang relatif lebih lama yaitu dalam sepuluh hari terakhir secara penuh, yang tentu saja itu akan menambahkan banyak pahala bagi mereka. Karena makin banyak amal yang dikerjakan tentu makin banyak pula pahala yang didapat. Itulah bentuk kasih sayang Allah bagi para hamba-Nya. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat-Nya. Tentunya dengan memperbanyak amal di bulan Ramadhan.

0 komentar:

Posting Komentar