Ukhuwah
Islamiah, Kenapa Tidak?
Segala puji hanya bagi Allah robb semesta alam. Dzat
yang telah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dzat yang telah menjadikan
Islam hanya satu-satunya dien di sisiNya. Dzat yang telah memberikan dua jalan
untuk manusia; jalan yang penuh Hidayah dan jalan yang sesat. Barangsiapa yang
telah Allah beri hidayah maka tidak seorang pun dapat menyesatkannya. Dan
barangsiapa Allah sesatkan maka tidak seorang pun yang dapat memberikan
petunjuk padanya. Aku bersaksi tidak Illah kecuali Allah dan Muhammad adalah
rosulNya.
Berbicara urgensi Ukhuwah islamiah, mari kita
renungkan perkataan seorang ulama besar, Hasan Al Bashri, ia
telah berkata :
"إِخْوَانُناَ أَغْليَ عِنْدَنَا مِنْ أَهْلِيْنَا، فَأَهْلُوْنَا يُذَكِّرُوْنَنَا الدُّنْيَا وَإِخْوَنُنَا يُذَكِّرُوْنَنَا الأخِرَةِ"
“kedudukan Ikhwan-ikhwan bagiku lebih berharga dari keluarga.
Keluarga hanya akan mengingatkan kita kepada dunia, sedangkan ikhwan-ikhwan
akan mengingatkan kita kepada akhirat .“
Ukhuwah islamiah sangat urgent terjalin di kalangan
aktifis Islam. Ia membawa peran yang besar dalam ketsabatan seorang
aktifis Islam. Namun ingat, jangan sampai ukhuwah islamiah ini disalahgunakan
dalam berhubungan dengan lain jenis. Sungguh tidak dibenarkan seorang akhi
mengantarkan seorang ukhti ke rumahnya, yang dengan alasan ukhuwah islamiah keduanya telah
berkholwat bahkan besentuhan antara keduanya.
Untuk
mengetahui Ukhuwah islamiah lebih jauh mari kita kaji satu-persatu secara lebih
mendetail.
I. Ukhuwah Atau Ukhuwah islamiah
Kata Ukhuwah berasal dari kata akha. Misalnya
dalam kalimat “akha fulanun shalihan” (fulan menjadikan Sholih sebagai
saudara). Selain kata ukhuwah, ada juga kata muakhah. Orang disebut akh
anda, jika ia adalah orang yang mempunyai hubungan persaudaraan dengan anda,
baik saudara kandung, saudara seayah, saudara seibu, maupun saudara sesusuan.
Akh bisa juga berarti syarik (sekutu),
penolong, penyerupa, sahabat setia, atau akh seseorang bisa berarti
pengikut pendapat seseorang.
Adapun mengenai ukhuwah islamiah, Allah ta’ala telah
berfirman:
“Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang
yang beruntung.” Ali Imroh: 103-104
Dua ayat yang berurutan di atas terdapat
tuntutan-tuntutan yang harus dilaksanakan oleh orang-orang muslim yang menjalin
ukhuwah dalam Islam:
-
Berpegan teguh kepada tali
Allah, yaitu qur’an dan sunnah.
-
Menjauhkan diri dari
perpecahan dan permusuhan.
-
Hendaknya hati kalian
disatukan dengan rasa cinta karena Allah, sehingga bersaudara.
-
Memerintahkan yang ma’ruf
dan mencegah yang mungkar.
II. Kedudukannya Dalam Qur’an dan Sunnah
A.
Allah ta’ala telah
berfirman:
-
"Teman-teman akrab
pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertaqwa". { Az
Zukhruf : 67 }
-
"Sesungguhnya orang-orang mu`min adalah bersaudara". ( QS Al Hujuraat : 10 )
B.
Rosulullah saw telah
bersabda:
-
“Dari Nu`man bin Basyir Radiallahu
Anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :’ Perumpamaan
kaum Mu`min dalam cinta kasih dan kelemah lembutan mereka bagaikan satu tubuh,
apabila satu anggota menderita,maka akan menjalar penderitaan itu keseluruh
badan hingga tidak dapat tidur dan panas { HR Al Bukhari : 10/367, Muslim :
2586 }.
-
Dari Abi Hamzah Anas bin Malik Radiallahu
Anhu pelayan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,’ Tidak beriman seseorang diantara kalian
hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. { HR
Bukhari : 13, Muslim : 45, Ahmad : 3/176 }.
III. Aktifitas Perjuangan Islam dan Ukhuwah islamiah
Beramal
untuk memperjuangkan Islam merupakan kewajiban syar’I, baik yang berkaitan
dengan individu secara khusus, jamaah, masyarakat, maupun pemerintahan, karena
Allah telah memerintahkannya. Dalam firmanNYa;
“Dan
katakanlah:"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu'min akan melihat perkerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu
apa yang kamu kerjakan". At-Taubah;105
Tidak
ada yang lebih besar bantuannya untuk keberhasilan dalam memperjuangkan Islam,
dibanding apa yang diberikan oleh ukhuwah islamiah. Dengannya aktifis saling
menolong, membantu, menanggung dan membela.
Aktifitas
perjuangan islam ini memiliki perincian yang banyak, dan sebagai contoh dari
perincian-perincian itu adalah:
-
Komitmen dengan ibadah, akhlaq dan
adab yang diwajibkan Allah.
-
Komitmen dengan muamalat yang
disyari’atkan Allah dalam masalah perdata dan sosial.
-
Komitmen dengan sifat-sifat yang
terpuji yang harus kita miliki, dan sifat tercela yang harus kita tinggalkan.
-
Saling membantu dalam kebajikan dan
taqwa, bukan dalam dosa dan permusuhan.
-
Dakwah sesuai dengan syarat-syarat dan
adab-adabnya.
-
Saling berwasiat dengan kebenaran dan
kesabaran.
IV. Tiga Pembagian Manusia
1.
Mereka yang mendapatkan wala’
secara mutlak; merekalah orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah dan
RosulNya, yang melaksanakan syi’ar-syi’ar Islam yaitu dengan melakukan
kewajiban dan meninggalkan keharaman dengan ikhlas karenanya.
2.
Mereka yang mendapatkan wala’
dari satu sisi dan mendapatkan baro’ di sisi lain; mereka itu adalah
orang muslim yang bermaksiat dengan meremehkan sebagian kewajiban dan
mengerjakan sebagian keharaman yang tidak sampai kepada kufur akbar.
3.
Mereka yang mendapatkan baro’
secara mutlaq; merekalah orang-orang musyrik dan kafir, baik mereka itu Yahudi,
Nasroni, Majusi atau yang lainnya. Begitu juga orang-orang mukmin yang telah
murtadz.
V. Kendala Yang Dihadapi Dalam Perjuangan Islam
Secara global ada dua strategis yang serupa:
a.
Mendorong agar tidak
berpegang teguh kepada aqidah dan prinsip Islam;
-
Menghiasi pandangan-pandangan yang
berlawanan dengan Islam untuk mengelabui umat Islam.
-
Mempengaruhi umat Islam untuk hidup
lebih mewah sehingga lupa dengan kebenaran.
-
Mendukung setiap system dan tatanan
yang jauh dari Islam.
b.
Menteror siapa saja
yang berdiri teguh diatas prinsip-prinsip dan aturan Islam;
-
menuduh Islam dengan sebutan jumud,
reksioner, kolot, rancau, tidak mengikuti perkembangan zaman dll.
-
Mengintimidasi kaum muslimin dengan
ancaman kemiskinan.
-
Menakut-nakuti kaum muslimien dengan
hukum-hukum Islam: hudud dll.
-
Mendiskreditkan tatanan keluarga dan
tatanan pendidikan dalam Islam.
-
Memukul gerakan-gerakan Islam dimana
saja gerakan itu ada.
Maroji :
- Dzahirah
Do`ful iman, Sholih Al-Munajjid.
- fiqih
Ukhuwah, Abdul Halim Mahmud.
- Madkhol
Lidirosah Aqidah Islamiyah, Ibrohiem bin
Muhammad Al-Buraikhan.
- Al-wala’
wal baro’ fie Islam, Muhammad Sa’id AL-Qohthoni.
0 komentar:
Posting Komentar