Jumat, 06 September 2013

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

ASHABUL A'RAF


ASHABUL A'RAF

"Dan di antara keduanya (surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. dan mereka menyeru penduduk surga: "Salaamun 'alaikummereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya).
Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu"."(Al-A'raf 46-47)

            Pada hari kiamat nanti setelah semua penghitungan amal manusia selesai, maka diberikanlah kepada setiap orang catatan dari amal perbuatan mereka itu. Bagi orang yang amal kebaikannya lebih banyak dari keburukannya, maka tempat kembalinya adalah surga. Sebaliknya, orang yang amal keburukannya lebih banyak dari amal kebaikannya maka tempat kembalinya adalah neraka. Lalu bagaimana dengan orang yang antara amal kebaikan dan keburukan yang ia lakukan seimbang? Apakah mereka itu yang disebut dengan ashabul a'raf? Siapakah ashabul a'raf sebenarnya?

Pengertian Ashabul A'raf
 A'raf adalah jama' dari urf yang secara bahasa yaitu tempat yang tinggi. Dan yang dimaksud dari ayat tersebut adalah pagar yang tinggi yang diletakkan sebagai batas antara surga dan neraka. Ibnu Jarir berkata bahwa yang dimaksud disini adalah dinding sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam surat Al-Hadid ayat 13: "Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa".
Mujahid berkata : "yang dimaksud a'raf adalah pembatas antara surga dan neraka." As-Sudi berkata : "dinamakan a'raf karena penghuninya mengetahui keadaan manusia (yang ada di surga dan di neraka)."
            Jadi ashabul a'raf adalah orang yang menduduki tempat antara surga dan neraka yang mana tempat itu adalah berupa dinding yang tinggi, dari sana mereka bisa melihat penduduk surga dan penduduk neraka.

Siapa Ashabul A'raf?
Ibnul Jauzi berkata dalam tafsirnya bahwa Jumhur Ulama telah sepakat bahwa ashabul a'raf adalah dari bani Adam semuanya bukan khusus bagi Ummat Nabi Muhammad saja.
Adapun jika melihat berdasarkan amalan yang mereka perbuat maka dalam hal ini terdapat berbagai macam-macam pendapat. Namun dari sekian pendapat tersebut yang paling shahih adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di begitu juga disebutkan oleh Ibnu Katsir bahwa ashabul a'raf adalah kaum yang kebaikan dan keburukannya seimbang. Ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Huzaifah Asy-Sya'bi dan Qatadah.
Beberapa perkataan sahabat yang berkenaan dengan hal ini diantaranya adalah Perkataan Huzaifah: "Ashabul A'raf adalah kaum yang mana antara kebaikan dan keburukan mereka seimbang.
Perkataan Ibnu Mas'ud : "barang siapa yang kebaikan dan keburukannya seimbang maka ia adalah ashabul A'raf."

Keadaan Ashabul a'raf
Orang yang berada pada tempat ini dapat melihat keadaan orang-orang yang ada di surga dan orang-orang yang ada di neraka, seperti yang disebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 46-47, Asy-Syaukani mengatakan dalam tafsirnya: "Ashabul A'raf mengenali setiap penduduk surga dan penduduk neraka dengan beberapa tanda-tanda yang ada pada mereka, seperti penduduk surga wajahnya memutih sementara penduduk neraka wajahnya menghitam.(sebagaimana yang disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 106 yang artinya:  "Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu", atau tanda-tanda bekas wudhu yang tampak pada anggota wudhu orang-orang mu`min,dan tanda-tanda lainnya yang Allah jadikan bagi setiap golongan yang mana dengan tanda-tanda itu ashabul A'raf mengetahui mana orang yang sedang berbahagia dan mana yang sengsara".
Ibnu Mas'ud  berkata : "mereka (ashabul a'raf) bisa mengetahui keadaan penduduk surga dan penduduk neraka. Maka apabila mereka melihat keadaan penduduk surga mereka berkata: "keselamatan bagi kalian", dan ketika mereka mengalihkan pandangan mereka kesebelah kiri mereka bisa melihat penduduk neraka, mereka berkata : "Ya Allah jangan jadikan kami bersama orang-orang zalim". Mereka berlindung kepada Allah dari neraka yang mereka lihat itu.
Adh-Dhahak mengatakan dari Ibnu Abbas: "Penghuni a'raf itu jika mereka memandang kearah penghuni neraka yang mereka kenal, mereka mengatakan : 'Ya Rabb kami, janganlah engkau tempatkan kami bersama orang-orang zalim'".

Akhir Perjalanan Ashabul A'raf
Ibnu Abbas berkata : "Sesungguhnya Allah memasukkan ashabul a'raf kedalam surga, yaitu Allah berfirman yang artinya :"Masuklah kalian kedalam surga, tidak ada ketakutan bagi kalian, dan janganlah kalian bersedih hati"(Surat Al-A'raf ayat 49)."
Adh-Dhahak berkata : "Sesungguhnya Allah memasukkan ashabul a'raf kedalam surga setelah ahli surga memasukinya. Ini juga yang dikatakan oleh As-Sudi.
            Syaikh Shalih Al-Fauzan dalam syarah aqidah wasithiyah mengatakan bahwa ashabul A'raf merupakan salah satu golongan yang akan mendapat syafa'at dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Imam Ath-Thabarani meriwayatkan, bahwa Ibnu Abbas berkata :
            "Orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebajikan memasuki surga dengan tanpa hisab, orang yang pertengahan memasuki surga dengan rahmat Allah dan juga orang yang menzalimi diri mereka sendiri, adapun ashabul a'raf mereka masuk surga dengan syafa'at dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam."
            Jadi, dari beberapa keterangan di atas dapat kita ketahui bahwa ashabul a'raf adalah suatu kaum yang mana kebaikan dan keburukan yang mereka lakukan seimbang. Mereka ditempatkan di sebuah tempat yang terletak antara surga dan neraka. Kemudian setelah semua ahli surga dimasukkan kedalam surga maka ashabul a'raf juga dimasukkan oleh Allah kedalam surga. Maka yang terbaik bagi kita adalah berusaha untuk tidak menjadi bagian dari mereka, karena meskipun mereka pada akhirnya dimasukkan kedalam surga tetapi mereka harus menuggu terlebih dahulu beberapa saat hingga Allah menghendaki untuk memasukkan mereka kedalam surga(Wallahul Musta'an).  

0 komentar:

Posting Komentar