Jumat, 06 September 2013

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Cara Ampuh Setan Menyesatkan Manusia


Cara Ampuh Setan Menyesatkan Manusia

Setan adalah musuh sejati bani Adam, maka hendaklah manusia berhati-hati serta waspada terhadap segala tipudaya yang mereka lancarkan untuk menyesatkan manusia. Di antara jurus dan tipudaya yang mereka lancarkan ialah melalui celah perbuatan dosa dan maksiat dengan berbagai tingkatannya.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya Madaarijus Saalikin telah menjelaskan beberapa jurus dan tipu daya setan dalam menjerumuskan manusia. Berikut ini langkah-langkah setan dalam menyesatkan manusia:

Pertama: Kekufuran Dan Kesyirikan
     
Ajakan setan kepada manusia agar kufur kepada Allah Ta’ala, keluar dari agama-Nya dan mengingkari sifat-sifat-Nya. Di antara bentuk kekufuran yang terkadang masih samar bagi kebanyakan manusia adalah ajakan berbuat kesyirikan.

Akan tetapi, jika manusia selamat dan tidak tertipu dengan tipu dayanya ini maka setan akan berusaha menempuh langkah berikutnya:

Kedua: Berbuat Bid’ah
           
Apabila setan gagal menyesatkan manusia dengan cara yang pertama, yakni kemusyrikan maka dia akan berusaha menyesatkan manusia dengan cara yang lain, yaitu melalui celah kebid’ahan. Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim mengetahui perbedaan antara sunnah dengan bid’ah. Bujukan dan ajakan setan dalam langkah yang kedua ini, bisa dengan cara meyakini sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran.

Dalam hal ini Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Bid’ah lebih disenangi oleh Iblis daripada perbuatan maksiat, karena pelaku maksiat biasanya bertaubat, sedangkan pelaku bid’ah tidak bertaubat.”

Apabila manusia itu selamat dari bujukan dan tipu daya yang kedua ini dan dia mampu melawannya dengan cahaya Sunnah, berpegang teguh dengannya, mengikuti dan berjalan di atas manhaj salaf yaitu generasi terbaik dari umat ini dari kalangan para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka setan akan menempuh langkah yang ketiga.

Ketiga: Dosa Besar (Kabair)
      
Maka sudah semestinya setiap muslim untuk menjauhi dosa-dosa besar, agar selamat dari laknat Allah dan ancaman adzab-Nya. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala yang terdapat dalam surat An-Nisa(4) ayat ke-31, artinya:
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).”
Inilah langkah ketiga yang ditempuh oleh setan, apabila dengan cara ini dia tidak mampu menjerumuskan manusia, maka setan itu akan mengambil langkah yang keempat, yaitu melakukan dosa-dosa kecil.

Keempat: Dosa Kecil
    
Apabila setan telah putusasa untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar, maka dia akan membujuknya untuk melakukan dosa-dosa kecil yang apabila terkumpul pada diri manusia, maka dapat membinasakannya.

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Setan akan senantiasa membujuk manusia untuk melakukan dosa kecil hingga dia menganggap enteng dosa tersebut, maka orang berbuat dosa besar dengan rasa takut masih lebih baik ketimbang orang yang meremehkan dosa walaupun kecil.” [Tafsir Qayyim hal. 613]

Bilal Bin Sa’id rahimahullah berkata, “Janganlah engkau melihat kecilnya dosa, tapi perhatikanlah kepada siapa engkau berbuat maksiat.” [At-Tahzir Minal Muharramat]

Kelima: Memberikan Janji-Janji Palsu

Apabila jiwa manusia sudah dirasuki setan, maka dirinya akan mudah untuk melakukan pelanggaran. Ketika dia melakukan pelanggaran tersebut, maka setan akan kembali datang untuk mendukung perbuatan tersebut dengan membawa janji-janji. Setan akan membisikkan janji-janji itu kepada segenap pelaku kemaksiatan. Dia akan datang kepada penjudi dengan mengatakan teruskan perjudianmu, karena hanya dengan judi kamu bisa kaya. Setan pun akan datang kepada peminum khamr dan mengatakan minumlah sebanyak-banyaknya dan sesering mungkin, karena dengan hal itu kamu akan mendapatkan ketenangan hidup. Setan juga akan datang kepada perampok, pezina, pembunuh, dan sebagainya dengan janji palsu sebagai pembenaran dan dukungan atas aksinya, sehingga mereka betul-betul menjadi pengikutnya yang setia dan menjadi temannya kelak di neraka.
Allah berfirman dalam surat Ibrahim(14) ayat ke-22:
“Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku.”

Keenam: Membuat Tipu Daya
      
Setan memasang ranjau-ranjau tipu dayanya agar manusia terpedaya dengannya, sehingga ia tergelincir ke dalam jebakannya. Akhirnya, ia bertekuk lutut dihadapannya dan menjadi pengikut setia setan, bahkan menjadi tentaranya. Jauh dari Allah serta melangar aturan-aturan-Nya.
Firman-Nya surat Al-A’raf(7) ayat 27:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin- pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.”

Ketujuh: Menghalang-halangi Manusia Untuk Melakukan Kebajikan

Setan sangatlah komitmen dengan tekadnya untuk menyesatkan manusia. Seandainya dia tidak bisa menjuerumuskan manusia kejurang kenistaan dan kemaksiatan, maka dia berusaha dengan sekuat tenaga dan strategi yang canggih agar manusia tidak melakukan kebajikan sama sekali. Setan menghalangi hamba Allah untuk shalat, berdzikir, bersedekah, berjihad, dan dari segala bentuk kebajikan yang Allah perintahkan dan anjurkan. Sekecil apapun kebaikan itu, setan pasti akan merintangi hamba Allah melakukannya.
Dalam surat An-Nisa(4) ayat 61 Allah berfirman:
“Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.”


KATA MUTIARA
اُبْتُلِيْنَا بِالضَّرَّاءِ فَصَبَرْنَا ، وَابْتُلِيْنَا بِالسَّرَّاءِ فَلَمْ نَصْبِرْ

Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu berkata:
"Kami diuji dengan kesempitan, maka kami pun bersabar, dan ketika kami diuji dengan kelapangan justru kami tidak sabar."
[Minhajul Qashidin, 272]


0 komentar:

Posting Komentar