Jumat, 06 September 2013

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category:

Langkah Setan Menelanjangi Manusia


Langkah Setan Menelanjangi Manusia

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan. Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah.
Langkah Pertama, Dengan Menghilangkan Definisi Hijab.
Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak menjadi masalah jika pakaiannya pun ikut berubah.
Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar'i (identitas keislaman), bukan sekedar mode, akan tetapi merupakan ibadah. Maka, dimana pun dan kapan pun itu, ia akan tetap mempertahankannya.
Jika setan gagal dalam tahap ini maka ia akan melancarkan strateginya yang lebih halus.
1.        Membuka bagian tangan. Setan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit perubahan gaya berpakaiannya, yaitu dengan membuka bagian lengan hingga ke situ. Setan akan berbisik, “Tidak masalah, toh hanya lengan saja yang terbuka!”
2.        Membuka leher dan dada. Setelah langkah pertama berhasil, setan belum puas dengan usahanya itu. Kemudian ia membisikkan kembali kepada para wanita agar sedikit membuka bagian leher dan dadanya. Baik dengan model pakaian setengah lingkaran ataupun model yang berbentuk “V” yang tentu lebih memperlihatkan auratnya. Setan akan berbisik, “Tidak masalah, toh biar tidak terlalu gerah!”
3.       Berpakaian tapi telanjang. Setan berbisik lagi kepada wanita agar sedikit membuat inovasi baru dalam berbusana, berpakaian dengan bahan yang tipis dan ketat agar lebih terlihat feminim. Setan akan berbisik, “Tidak masalah, toh pakaiannya masih menutupi tubuh, hanya bahannya saja yang berbeda!”
4.        Agak di buka sedikit. Setelah para wanita muslimah terperangkap dalam tahapan yang ketiga, maka setan melancarkan misinya dengan membisikkan kepada para wanita agar sedikit membelah bagian bawah hingga betis dan lutut. Setan pun akan berbisik, “Tidak masalah, toh biar nggak susah berjalan!”
Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. "Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy," katanya.

Langkah Kedua, Terbuka Sedikit Demi Sedikit
Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampakkan bagian aurat tubuhnya.
1.        Membuka telapak kaki dan tumit.
Setan Berbisik kepada para wanita, bahwa dengan membelah bagian bawah saja tidak cukup, masih terlalu risih memakainya. Sehingga para wanita pun memotongnya biar lebih leluasa. Agar lebih serasi lagi digantilah dengan pakaian yang lebih pendek dan modis. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.
2.        Membuka seperempat hingga separuh betis
Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, "Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja." Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis."
3.       Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, "Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya."
Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.

Langkah Terakhir, Serba Mini
Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. "Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah."
Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba.
Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya. (Kitab "At ta'ari asy syaithani", Adnan ath-Thursyah).

0 komentar:

Posting Komentar