Jumat, 06 Desember 2013

Posted by UKM Al-Islam 0 Comments Category: ,

8 Waktu Mustajab untuk Bershalawat

Allah subhanahu wa ta’alaa berfirman : “Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam untuknya.” (QS. Al-Ahzab: 56).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).
Salah satu bukti kecintaan kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bershalawat kepada beliau. Dan secara umum shalawat dibagi menjadi dua:
Pertama, shalawat mutlak, yaitu shalawat yang dikerjakan tanpa batas waktu dan tempat tertentu. Kita dianjurkan untuk banyak membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana yang Allah firmankan, “Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam untuknya.” (QS. Al-Ahzab: 56).
Imam Bukhari berkata, “Abu ‘Aliyah mengutarakan bahwa yang dimaksud dengan shalawat Allah atas Nabi Muhammad adalah pujian-Nya terhadap beliau di hadapan para malaikat-malaikat-Nya. Sedang shalawat malaikat, adalah doa. Ibnu ‘Abbas menambahkan makna kata “yushalluuna” adalah “memberkahi”. Diriwayatkan juga dari Sufyan ats-Tsauri dan ulama semasa beliau  “Shalawat Rabb adalah rahmat sedang shalawat malaikat adalah istighfar.”
Semakin banyak shalawat yang kita lantunkan, semakin besar peluang untuk mendapat kesitimewaan yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam janjikan, beliau bersabda, “Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).
Kedua, shalawat muqayyad, yaitu shalawat yang dikerjakan pada kesempatan khusus, baik dikerjakan pada waktu tertentu atau ketika melakukan amalan tertentu.
Ada beberapa keadaan, dimana kita dianjurkan untuk membaca shalawat:
Pertama, ketika tasyahud awal atau akhir, shalawat pada saat tasyahud awal hukumnya dianjurkan, sedangkan ketika tasyahud akhir hukumnya wajib. Dari Ka’ab bin Ujrah, bahwa para sahabat pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara shalawat ketika shalat. Beliau menjawab, “Ucapkanlah: Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim, wa ‘alaa aali Ibrahim, innaka hamiidum-majii., Allahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim, wa ‘alaa aali Ibrahim innaka hamiidum-majiid. 
Yang artinya adalah, “Ya Allah, bershalawatlah kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Luas. Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lahi Maha Luas.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Kedua, ketika selesai adzan, Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash radiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian mendengar muadzin, jawablah adzannya. Kemudian shalawat untukku. Karena orang yang membaca shalawat untukku sekali maka Allah akan memberikan shalawat untuknya 10 kali.” (HR. Muslim).
Ketiga, ketika hari Jum’at, sejak malam hari Jum’at, kita dianjurkan memperbanyak membaca shalawat. Dari ‘Aus bin ‘Aus, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hari yang paling mulia adalah hari Jum’at. Pada hari ini, Adam diciptakan... karena itu, perbanyaklah membaca shalawat untukku. Karena shalawat kalian ditujukan kepadaku.” (HR. An-Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh al-Albani).
Keempat, setiap pagi dan sore, kita dianjurkan membaca shalawat minimal 10 kali. Dari Abu Darda’ radiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku ketika shubuh 10 kali dan ketika sore 10 kali, maka dia akan mendapat syafa’atku pada hari kiamat.” (HR. Ath-Thabrani dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’).
Kelima, ketika dalam majlis, ketika kita kumpul bersama banyak orang untuk memperbincangkan sesuatu, jangan lupa disertai dengan shalawat, Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika ada sekelompok kaum yang duduk bersama dan tidak mengingat Allah serta tidak bershalawat kepada Nabi mereka, maka itu akan menjadi bahan penyesalan baginya. Jika Allah berkehendak, Allah akan menghukum mereka, dan jika Allah berkehendak, Dia akan mengampuni mereka.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syuaib al-Arnauth).
Keenam, ketika menyebut nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau mendengar nama atau gelar beliau disebut, kita dianjurkan untuk membaca shalawat. Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bershalawat untukku.” (HR. At-Tirmidzi, dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani).
Dari Husain bin Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang bakhil, adalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bershalawat untukku.” (HR. Ahmad dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib al-Arnauth).
Ketujuh, ketika kita berdoa, maka mulailah doa dengan memuji Allah dan bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umar bin Khattab radiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya doa itu terkatung-katung antara langit dan bumi, dan tidak bisa naik, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. At-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albani).
Kedelapan, pada takbir kedua ketika shalat jenazah. Shalawat disyariatkan untu dibaca ketika takbir shalat jenazah. Imam asy-Sya’bi meriwayatkan bahw Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takbir pertama shalat jenazah adalah memuji Allah. Takbir kedua bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Takbir ketiga doa untuk jenazah, dan takbir keempat salam.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam kitan al-Mushannaf).
Inilah beberapa waktu yang disunnahkan bagi kita untuk membaca shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan banyaknya manfaat dan keutamaan yang juga banya disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Semoga dapat kita amalkan bersama dan menjadi amalan yang dapat kita andalkan di hadapan Allah ta’alaa.  
Wallahu a’lam bishshowaab..

0 komentar:

Posting Komentar