Allah subhanahu wa ta’alaa
berfirman : “Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada Nabi,
wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah
salam untuknya.” (QS. Al-Ahzab: 56).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat
adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi, dan
dihasankan oleh Syaikh al-Albani).
Salah satu bukti kecintaan kita
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bershalawat
kepada beliau. Dan secara umum shalawat dibagi menjadi dua:
Pertama,
shalawat mutlak, yaitu shalawat yang dikerjakan tanpa batas waktu dan tempat
tertentu. Kita dianjurkan untuk banyak membaca shalawat kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Sebagaimana yang Allah firmankan, “Sesungguhnya Allah
dan malaikatnya bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam untuknya.” (QS.
Al-Ahzab: 56).
Imam Bukhari berkata, “Abu
‘Aliyah mengutarakan bahwa yang dimaksud dengan shalawat Allah atas Nabi
Muhammad adalah pujian-Nya terhadap beliau di hadapan para
malaikat-malaikat-Nya. Sedang shalawat malaikat, adalah doa. Ibnu ‘Abbas
menambahkan makna kata “yushalluuna” adalah “memberkahi”. Diriwayatkan
juga dari Sufyan ats-Tsauri dan ulama semasa beliau “Shalawat Rabb adalah rahmat sedang shalawat
malaikat adalah istighfar.”
Semakin banyak shalawat yang kita
lantunkan, semakin besar peluang untuk mendapat kesitimewaan yang Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam janjikan, beliau bersabda, “Orang yang paling dekat denganku
pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR.
At-Tirmidzi, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).
Kedua, shalawat
muqayyad, yaitu shalawat yang dikerjakan pada kesempatan khusus, baik
dikerjakan pada waktu tertentu atau ketika melakukan amalan tertentu.
Ada beberapa keadaan, dimana kita
dianjurkan untuk membaca shalawat:
Pertama, ketika
tasyahud awal atau akhir, shalawat pada saat tasyahud awal hukumnya dianjurkan,
sedangkan ketika tasyahud akhir hukumnya wajib. Dari Ka’ab bin Ujrah, bahwa
para sahabat pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang tata cara shalawat ketika shalat. Beliau menjawab, “Ucapkanlah: Allahumma
shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim, wa
‘alaa aali Ibrahim, innaka hamiidum-majii., Allahumma baarik ‘alaa Muhammad wa
‘alaa aali Muhammad kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim, wa ‘alaa aali Ibrahim innaka
hamiidum-majiid.
Yang artinya adalah, “Ya Allah, bershalawatlah
kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada
Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Luas. Ya
Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkahi
Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lahi Maha Luas.”
(Muttafaqun ‘alaihi).
Kedua, ketika
selesai adzan, Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash radiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian mendengar
muadzin, jawablah adzannya. Kemudian shalawat untukku. Karena orang yang
membaca shalawat untukku sekali maka Allah akan memberikan shalawat untuknya 10
kali.” (HR. Muslim).
Ketiga, ketika hari
Jum’at, sejak malam hari Jum’at, kita dianjurkan memperbanyak membaca shalawat.
Dari ‘Aus bin ‘Aus, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
hari yang paling mulia adalah hari Jum’at. Pada hari ini, Adam diciptakan...
karena itu, perbanyaklah membaca shalawat untukku. Karena shalawat kalian
ditujukan kepadaku.” (HR. An-Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan dishahihkan
oleh al-Albani).
Keempat, setiap
pagi dan sore, kita dianjurkan membaca shalawat minimal 10 kali. Dari Abu
Darda’ radiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku ketika shubuh 10 kali dan ketika
sore 10 kali, maka dia akan mendapat syafa’atku pada hari kiamat.” (HR.
Ath-Thabrani dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’).
Kelima, ketika
dalam majlis, ketika kita kumpul bersama banyak orang untuk memperbincangkan
sesuatu, jangan lupa disertai dengan shalawat, Dari Abu Hurairah radiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika ada
sekelompok kaum yang duduk bersama dan tidak mengingat Allah serta tidak
bershalawat kepada Nabi mereka, maka itu akan menjadi bahan penyesalan baginya.
Jika Allah berkehendak, Allah akan menghukum mereka, dan jika Allah berkehendak,
Dia akan mengampuni mereka.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh
Syuaib al-Arnauth).
Keenam, ketika
menyebut nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau mendengar nama
atau gelar beliau disebut, kita dianjurkan untuk membaca shalawat. Dari Abu
Hurairah radiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Celakalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bershalawat
untukku.” (HR. At-Tirmidzi, dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani).
Dari Husain bin Ali bin Abi
Thalib radiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang bakhil, adalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak
bershalawat untukku.” (HR. Ahmad dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib
al-Arnauth).
Ketujuh, ketika
kita berdoa, maka mulailah doa dengan memuji Allah dan bershalawat untuk Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Umar bin Khattab radiyallahu ‘anhu meriwayatkan
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya doa itu
terkatung-katung antara langit dan bumi, dan tidak bisa naik, sampai dibacakan
shalawat untuk Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. At-Tirmidzi
dan dihasankan oleh al-Albani).
Kedelapan, pada
takbir kedua ketika shalat jenazah. Shalawat disyariatkan untu dibaca ketika
takbir shalat jenazah. Imam asy-Sya’bi meriwayatkan bahw Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Takbir pertama shalat jenazah adalah memuji
Allah. Takbir kedua bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Takbir ketiga doa untuk jenazah, dan takbir keempat salam.” (HR. Ibnu Abi
Syaibah dalam kitan al-Mushannaf).
Inilah beberapa waktu yang
disunnahkan bagi kita untuk membaca shalawat kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Dan banyaknya manfaat dan keutamaan yang juga banya
disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga dapat kita amalkan bersama dan
menjadi amalan yang dapat kita andalkan di hadapan Allah ta’alaa.
Wallahu
a’lam bishshowaab..
0 komentar:
Posting Komentar